Minggu, 26 April 2020

Bayangkan Seandainya COVID-19 Berakhir

stop_covid19

Tidak ada yang tahu pasti kapan berakhirnya pandemi COVID-19. Di berbagai negara kematian mengalami kenaikan drastis hingga kewalahan menangani. Di Indonesia pun cukup banyak pasien positif COVID-19, hingga hari ini 26 April 2020 berdasarkan liputan6.com tercatat sebanyak 8882 pasien positif COVID-19, sebanyak 743 pasien COVID-19 yang meninggal, dan sebanyak 1107 pasien yang sembuh. Data ini tercatat sejak 25 April 2020 hingga 26 April 2020 pukul 12.00 WIB.
Entah sampai kapan manusia akan terus berdiam diri di rumah seperti burung dalam sangkar. Menteri Pendidikan Indonesia mengatakan bahwa kemungkinan anak sekolah akan terus belajar di rumah hingga akhir tahun 2020. Demikian juga WHO mengatakan bahwa pandemi akan terus terjadi hingga akhir tahun 2020. Padahal ini saja masih bulan April, belum sampai pada pertengahan tahun. Stay at home satu bulan saja sudah banyak yang mengeluh mengalami kebosanan, bagaimana kalau berjalan hingga akhir tahun. Itu pun belum pasti. Semoga saja perkiraan-perkiraan tersebut tidak benar. Semoga COVID-19 segera berakhir dalam waktu dekat ini.
Lalu apa yang kira-kira akan terjadi jika wabah COVID-19 berakhir?
Manusia tentu saja akan merasa bebas bagaikan burung yang sudah dilepas dari sangkarnya. Akan banyak sekali tempat-tempat yang didatangi, termasuk salah satunya tempat wisata. Tempat wisata bisa saja mengalami kenaikan jumlah pengunjung dalam waktu yang singkat. Manusia akan melepaskan kebosanan selama di rumah dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di berbagai daerah. Hal itu mungkin saja akan  terjadi kepada masyarakat dengan tingkat ekonomi atas yang memang keuangannya masih cukup baik.
Selain tempat wisata yang ramai pengunjung,bisa saja terjadi kenaikan arus mudik. Banyak sekali saat ini yang tidak bisa mudik atau pulang kampung mengunjungi orang tua dan kerabat serta saudara di rumah. Setelah COVID-19 berakhir mereka pasti berbondong-bondong untuk segera ke kampung halamannya. 
Karena banyaknya orang yang melakukan perjalanan, tentu saja akan berpengaruh terhadap transportasi. Alat transportasi seperti kereta api, kapal, pesawat, bus, kemungkinan mengalami lonjakan drastis. Apalagi kereta api, salah satu alat transportasi yang cukup terjangkau bisa saja mendapatkan penumpang berkali-kali lipat dibandingkan seperti saat akan mudik lebaran. Haruskah menyiapkan gerbong tambahan? 
Berhubungan dengan alat transportasi, tentu saja tidak hanya diperlukan oleh orang berwisata dan mudik. Bagi mereka yang memiliki rencana, pekerjaan, event-event penting yang sempat tertunda pasti akan sesegera mungkin mengerjakannya dan akan ikut memenuhi daftar penumpang berbagai macam alat transportasi. Saya menulis ini sambil membayangkan saja sudah merasa sesak sendiri haha.
Tempat-tempat umum seperti cafe, coffee shop, pusat perbelanjaan, bioskop juga bisa menjadi sangat ramai. Orang-orang sudah sangat bosan berada di rumah selama sekian waktu  tentu akan menghibur diri, menghabiskan waktu di luar rumah untuk hanya sekedar refreshing atau bertemu dengan teman, saudara serta sahabat yang selama ini hanya bisa berhubungan melalui handphone. Wah pasti akan menyenangkan sekali.
Namun apakah kemungkinan ada yang terjebak dengan zona nyaman di rumah aja dan malas untuk kembali beraktivitas? Haha saya rasa masih ada yang seperti itu, apalagi untuk orang-orang yang cenderung betah di rumah saja pasti tidak cukup terpengaruh.
Selama pandemi COVID-19 beberapa lembaga menutup layanan, misalnya KUA. Bagi yang akan menikah dan akan mendaftar ke KUA saat pandemi tidak akan dilayani. Jadi terpaksa harus mengundur pernikahan atau melakukan pernikahan secara agama dulu dan belum bisa tercatat secara hukum. Nah dengan keadaan seperti ini, setelah wabah COVID-19 selesai mungkin saja KUA akan diserbu oleh calon pengantin atau pun pasangan yang sudah menikah secara agama, juga akan banyak pesta-pesta atau resepsi pernikahan di berbagai tempat.
Selain tentang pernikahan, jama’ah haji dan umroh juga tidak bisa pergi ke tanah suci Mekah selama pandemi karena di sana sudah menutup dan tidak menerima jama’ah sejak COVID-19 mulai menyebar. Setelah COVID-19 berakhir mungkin tanah suci Mekah akan dipenuhi jama’ah haji dan umroh yang sempat tertunda melaksanakan ibadah tersebut dari seluruh dunia. Kira-kira bagaimana situasinya nanti ya? 
Beberapa situasi tersebut yang terlintas dipikiran saya saat ditanya apa yang akan terjadi setelah wabah COVID-19 berakhir. Hanya bayangan pribadi ya. Itu pun saya membayangkan hal-hal yang ringan dan positif-positif saja, terlepas dari pembahasan yang berat-berat atau yang berhubungan dengan perekonomian, politik atau apa saja tentang negara.
Apa nih yang terlintas di benak kalian ketika mendapat pertanyaan seperti itu? Situasi seperti apa yang kalian bayangkan? Share yaa di kolom komntar. Saya senang lho membaca cerita-cerita kalian hehe.

0 komentar:

Posting Komentar

Halo, berkomentarlah dengan sopan ya karena kata-katamu adalah cerminan dirimu. Thank you sudah mampir.