Jumat, 16 April 2021

Pencapaian Terbesar Dalam Hidupku

Kalau ditanya "apa pencapaian tertinggi dalam hidupmu selama ini?" Kamu akan menjawab apa?

Ada dua hal yang bisa kusebut sebagai pencapaian tertinggi hingga saat ini. Cerita ini sepertinya akan sangat panjang hehe.

Menyelesaikan Skripsi & Wisuda

Bagi sebagian orang mungkin ini adalah hal yang biasa. Tapi bagiku ini merupakan sesuatu yang luar biasa.

Impianku dulunya yaitu menjadi sarjana, bekerja, dan membanggakan orang tua. Rupanya menjadi sarjana saja yang masih sanggup aku capai. Alhamdulillah pernah bekerja, tapi sayang belum bisa sepenuhnya membahagiakan orang tua. Belum sekarang, semoga suatu saat nanti.

Aku menjalani pendidikan tinggi di kota tetangga. Jarak dari rumah ke kampus bisa ditempuh menggunakan sepeda motor sekitar 1,5 hingga 2 jam. Atau bisa juga naik bus antar kota selama 2 hingga 2,5 jam. Itu pun belum dihitung jarak dari rumah ke terminal bus. Dari rumah ke terminal bus sekitar 20 menit.

Karena jarak yang lumayan jauh dan tidak memungkinkan untuk pulang pergi, aku memutuskan untuk hidup di kost. Seminggu sekali pasti pulang karena uang saku diberikan oleh orang tua hanya bisa untuk hidup selama 5 hari saja, Senin hingga Jum'at. Setiap berangkat ke kost pasti membawa bekal lauk untuk makan hari Senin. Hari Selasa sampai Jumat makannya beli dari warung. Jum'at sore setelah selesai kuliah langsung pulang dan berangkat lagi setiap Senin pagi.

Aku bertahan hidup di kost hanya selama 6 semester. Semester 7 hingga lulus harus pulang pergi naik bus. Seringkali berangkat setelah subuh untuk mengejar jadwal bus kalau ada perkuliahan pagi dan sampai rumah lagi sekitar ashar atau selepas Maghrib kalau banyak kegiatan di kampus. Hampir setiap hari rutinitas ku seperti itu. Kalau ditanya capek, sudah pasti. Perjuangan tinggal sedikit lagi tidak mungkin menyerah ditengah jalan mengingat orang tua yang sangat penuh harap.

Perjuangan yang paling terasa lagi yaitu saat semester 8 mengerjakan skripsi. Aku menyelesaikan skripsi sedikit lebih telat daripada seharusnya.

Awal skripsi di semester 7 aku sempat vakum tidak bergerak sama sekali dan bahkan tidak pernah ke kampus. Sementara teman-teman yang lain sudah berjalan lebih jauh. Setelah hampir satu semester membuang waktu, aku merasa harus segera bergerak lagi dan menyelesaikan skripsiku.

Aku mengingat kembali perjuangan kuliah selama ini, harus bolak balik rumah ke kampus dengan jarak yang tidak dekat dan juga biaya ynag tidak sedikit. Ada orang tua juga yang harus dibanggakan. Aku membayangkan kedua orang tuaku bahagia melihat aku di wisuda. Semua itu menjadi motivasi untuk segera mengerjakan skripsi dan diwisuda segera.

Aku memaksa diri untuk segera bergegas mendatangi dosen pembimbing. Tidak perlu takut menghadapi apapun yang dikatakan dosen pembimbing. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, aku akan sering bertemu beliau selama mengerjakan skripsi.

Setelah berkorban dan mencurahkan banyak hal mulai dari tenaga, fikiran, mental hingga biaya, alhamdulilah skripsi selesai dalam satu  semester. Ujian skripsi pun berjalan lancar dan bersyukur sekali aku mendapatkan dosen penguji yang baik banget, bukan tipe dosen yang membunuh mahasiswanya wkwk. Revisian pun tidak banyak dan mendapat nilai yang cukup memuaskan. Dan akhirnya lolos wisuda meskipun harus mengikuti wisuda gelombang dua. 

Kenapa skripsi dan wisuda aku anggap sebagai pencapaian besar?

Karena aku benar-benar merasa sangat berjuang dan berkorban segalanya untuk menyelesaikan skripsi ini. Hampir saja putus asa dan ingin berhenti saja. Tapi mengingat hari-hari kemarin yang tidak mudah sanggup dilalui, skripsi juga harus berhasil dong. Aku meyakinkan diri pasti bisa melaluinya. Mengingat orang tua yang ikut berjuang membiayai kuliahku  dan menungguku mengabarkan wisuda menjadi penyemangat tersendiri.

Baca Juga: Tentang Nama Diary Eva dan www.diaryeva.com

Melahirkan Bayi Secara Normal

Dulu sebelum menikah seringkali berfikir apakah jika sudah menikah nanti aku bisa memberikan keturunan karena aku memiliki kekurangan yaitu tinggi badan yang tergolong pendek. Rasa khawatir dan takut tidak diterima oleh keluarga suami kerap kali menghantui. Alhamdulillah sekali aku mendapat suami dan keluarga yang tidak pernah mempermasalahkan kekuranganku. 

Selain memiliki kekurangan tadi, aku juga memiliki masalah reproduksi yaitu haid yang tidak teratur. Bahkan dulu saat masih kuliah pernah tidak haid selama satu tahun. Khawatir pasti.

Setelah menikah aku mencoba memeriksakan kesehatan reproduksi ku ke dokter kandungan. Banyak usaha yang aku lakukan demi mendapatkan buah hati. Sebagian usahaku ini sudah pernah aku bahas dalam artikel berhasil hamil dengan riwayat haid tidak teratur.

Sebenarnya tidak terburu-buru untuk memiliki keturunan tapi kalau memang sudah diberikan oleh Allah aku dan suami akan sangat menerima dan tentunya sangat bahagia. Aku benar-benar melakukan banyak usaha dari awal karena yang aku tahu proses untuk memperbaiki diri itu tidak cepat.

Alhamdulillahnya Allah cepat sekali mengabulkan doaku. Betapa maha baiknya Allah kepada hamba-nya yang seringkali tidak taat ini. Aku hamil setelah menikah selama 1,5 tahun. Tidak ku sangka bisa hamil secepat ini mengingat masalah haid yang sudah lama aku alami.

Berita kehamilan ini tidak secara langsung membuat aku bahagia. Karena cukup sering membaca artikel tentang orang yang mengalami gangguan haid akan rentan mengalami keguguran pada saat hamil. Selama kehamilan seringkali merasa was-was dan waspada terhadap gejala gejala yang aku alami. 

8 bulan berlalu dan aku melahirkan pada usia kehamilan 35-36 minggu atau akhir 8 bulan. Tidak ada persiapan sama sekali untuk kelahiran ini karena menurut USG masih kurang sekitar satu bulan lagi. Hanya ada popok dan baju bayi pemberian dari saudara. 

Dari awal kehamilan aku sudah divonis akan melahirkan secara operasi caesar karena tinggi badanku membuat beresiko tinggi kalau melahirkan secara normal. Aku sendiri setuju saja apapun cara yang harus dilalui asalkan bayiku lahir dengan aman dan sehat.

Tapi ternyata diagnosa hanyalah diagnosa. Kuasa Allah tidak pernah ada yang bisa membantahnya.

Pada hari Minggu, 21 Maret 2021 pagi sekitar pukul 06.30 WIB aku merasakan nyeri perut bagian bawah yang semakin sering. Segeralah pergi ke bidan. Kata bidan sudah bukaan 2. Tentu saja kaget dong. Belum saatnya melahirkan eh kok sudah mau melahirkan aja. Buru-buru bersiap ke rumah sakit. 

Sesampainya di rumah sakit tidak perlu menunggu lama. Sekitar 30 menit setelah sampai di rumah sakit tepatnya pukul 08.45 WIB aku sudah melahirkan secara normal tanpa induksi karena anak baikku ini sangat hebat dan bisa bekerjasama dengan baik. Dia meluncur dengan mudah dan cepat menemui ayah dan ibunya yang sudah tidak sabar menunggu kehadirannya. Selamat datang ke dunia, jagoanku.

Dua pencapaian besar itu tidak akan pernah aku lupakan. Rasa dan sensasi yang terasa pada saat itu saja masih membekas. 

Kalau kamu apa nih pencapaian terbesar yang sudah berhasil kamu dapatkan?

Continue reading Pencapaian Terbesar Dalam Hidupku

Kamis, 15 April 2021

Harapanku pada Diary Eva

Setelah kemarin ngomongin tentang arti nama blog dan juga alasan ngeblog, kali ini akan membicarakan tentang harapan-harapan yang ingin dicapai dengan blog Diary Eva ini.

Setiap memutuskan membuat sesuatu pastinya punya tujuan atau harapan-harapan yang ingin dicapai dong, entah itu harapan kecil maupun besar. Sama juga dengan aku membuat blog Diary Eva ini. Walaupun awalnya tidak punya tujuan, setelah memahami dan mempelajari lebih dalam, tetap saja akhirnya memiliki harapan dan impian.

Kalau ditanya apa sih harapan dan impian mu membuat dan masih mau menulis di blog?

Aku bisa menjawab tapi mungkin saja orang lain memandang remeh jawabanku. Tidak masalah. Selagi tidak merugikan orang lain ya baik-baik saja kan. Besar atau kecilnya harapan dan impian tidak bisa disamakan antar setiap orang. Bisa saja kan bagiku sangat berharga tapi bagi orang lain biasa saja atau sebaliknya.

Bermanfaat untuk orang lain

Kata 'bermanfaat' memiliki cakupan arti yang sangat luas. Salah satu harapanku dengan adanya Diary Eva ini adalah bisa memberikan manfaat untuk siapa saja yang membaca dan membutuhkan informasi. Apapun manfaatnya, semoga manfaat yang positif. Sederhana kan? 

Aku sudah cukup bahagia kalau ada orang yang terbantu dengan tulisan-tulisan ku disini. Aku tidak tahu dan tidak mengenal siapa yang membaca tulisanku. Tapi semoga saja kalian betah baca tulisan acak-acakan ini dan tidak kapok datang kesini ya hehe.

Dikenal dan Dikenang Banyak Orang

Katanya, menulislah kalau ingin dikenang dunia. Aku tidak tahu kapan tulisanku muncul dalam pencarian dan kapan akan menjadi populer. Nulis aja dulu. Optimis aja kalau tulisanku pasti ada yang baca kok. Kalaupun tidak ada yang baca ya kenapa juga. Tidak ada yang dirugikan.

Tulisan yang ada di blog (mungkin) akan tetap bertahan disana sampai kapanpun. Bahkan walaupun penulisnya sudah tiada saja masih tetap bisa dibaca oleh orang banyak. Dengan seperti itu tentu saja kita sudah sangat diuntungkan, bukan? Orang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu siapa kita dan kita pernah menulis apa. Dengan begitu kita sudah memberikan informasi kepada orang yang membaca tersebut walaupun tidak kenal.

Menjadi Sumber Keuangan

Tidak bisa dipungkiri dan tidak munafik lah ya kalau mengharapkan adanya penghasilan yang diperoleh dari blog. Jaman sekarang semuanya serba butuh uang. Uang memang bukan segalanya tapi nyatanya (hampir) segalanya butuh uang.

Harapan terbesarku adalah Diary Eva ini bisa menjadi tempat kerjaku. Tempat kerja layaknya di kantor yang bertugas menulis artikel. Karena aku tipe orang yang kurang suka tempat ramai dan kurang pandai bersosialisasi, aku rasa blog ini merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan diri.

Sebagai perempuan sekaligus ibu tentu akan merepotkan kalau harus bekerja di luar rumah. Apalagi saat sedang memiliki bayi seperti sekarang. Ditambah lagi suami kurang mendukung kalau istrinya bekerja. Menulis di blog bisa menjadi salah satu solusi kalau ingin tetap bekerja namun bekerja santai hanya dari rumah. 

Sayangnya menjadi full time blogger ini belum bisa sepenuhnya aku lakukan. Masih sering banget melanggar aturan sendiri. Buat aturan sendiri, dilanggar sendiri. Hehe rasanya masih harus banyak banget belajar konsisten dan mengatur diri. Menuju sukses itu memang tidak mudah yaa 


Continue reading Harapanku pada Diary Eva

Rabu, 14 April 2021

Alasanku Memulai dan Bertahan Ngeblog

Pada tulisan Tentang Diary Eva sudah aku singgung sedikit mengenai awal mula aku mengenal blog. Disini akan lebih dijelaskan lagi why-nya ngeblog dan masih bertahan nulis di blog hingga sekarang. Apakah memang menguntungkan dan sangat menjanjikan? Hmmm mari kita bahas.


Awal Mula Membuat Blog

Hanya karena iseng dan rasa penasaran dengan blog saja awalnya. Iseng mencoba membuat akun di www.blogger.com tanpa tahu aku akan mengisi dan menulis apa nantinya. Karena aku tipe orang yang cepat penasaran dengan platform apapun di internet, apalagi yang mengharuskan membuat akun. Ya pokoknya buat aja dulu. Bagaimana nantinya, bagaimana kelanjutannya ya belajar sambil jalan. Gitu sih prinsipku.

Akhirnya jadilah blog yang awalnya beralamat www.evaplestari.com hingga sekarang sudah berubah menjadi www.diaryeva.com. Tentunya dengan pemikiran yang berkali-kali lipat lamanya untuk mengubah alamat blog itu.

Setelah cukup paham tentang apa itu blog, apa alasan untuk tetap bertahan?

Aku adalah orang yang lebih bisa mengekspresikan diri melalui tulisan dibandingkan dengan omongan. Dulu aku suka menulis apa-apa yang bisa ditulis, sekalipun itu tidak penting wkwk.

Dari latar belakang diriku yang seperti itu, aku seperti menemukan tempat terindah untuk mencurahkan tulisan-tulisanku. Di blog bisa menulis sepanjang apapun yang aku mau dan juga bebas mau menuliskan apa. Oke, dari situ keputusan ku untuk mempelajari dunia blogging semakin besar.

Awalnya memang niatanku hanya untuk sharing pengalaman dan sebagai media curhat lah karena dulu cukup sering curhat di sosial media, khususnya Facebook. Pada saya itu yang rame masih Facebook sih. Instagram dan Twitter belum sefamiliar sekarang untuk kami. Aku rasa curhat di Facebook kurang pas, dan inginnya blog ini sebagai tempat baru yang lebih bebas untuk menuangkan curhatanku.

Semakin dewasa biasanya kita merasa kalau curhat tentang masalah pribadi ke dunia online tidaklah pantas. Itu juga yang aku rasakan dikemudian hari. Yasudah aku memutuskan untuk tidak menggunakan blog sebagai media curhat pribadi tapi aku ingin memanfaatkan sebagai media sharing tentang pengalaman-pengalamanku yang sekiranya bisa diambil manfaatnya oleh orang lain.

Sekian waktu berlalu dan semakin banyak yang aku pahami tentang seluk beluk blog, hingga tahu bahwa ternyata blog bisa menghasilkan uang. Wah ini kesempatan bagus, pikirku. Segeralah aku mendaftarkan blog ini ke adsense dan bagitu mudahnya diterima adsense tanpa halangan apapun.

Yang awalnya hanya ingin berbagi saja, ternyata dari blog bisa diperoleh lebih dari itu. Aku semakin bersemangat dan ingin tetap bertahan menulis di blog. Tujuan utama adalah sharing. Kalau bisa menghasilkan rupiah berarti itu adalah bonus.

Namun ternyata untuk menghasilkan uang dari blog tidak semudah yang aku bayangkan. Banyak sekali perjuangan dan usaha yang harus dilakukan. Tapi aku tidak akan berhenti ngeblog hanya karena belum menghasilkan uang. Toh tujuan awalnya ngeblog kan juga bukan karena rupiah.

Jadi kesimpulannya dari pertanyaan mengapa masih bertahan ngeblog dan apa alasannya yaitu ingin berbagi atau sharing pengalaman dan ilmu yang aku punya. Terkait masalah uang, kalaupun blogku bisa menghasilkan uang ya alhamdulilah itu sebagai bonus. Kalaupun belum bisa menjadi ladang penghasilan ya tidak apa-apa. Aku akan tetap menulis, berharap semoga suatu saat bisa menjadi lebih baik. Katanya, menulislah kalau ingin dikenang dunia hehe.



Continue reading Alasanku Memulai dan Bertahan Ngeblog

Selasa, 13 April 2021

Tentang Nama Diary Eva dan diaryeva.com

Ngga pernah terpikir diaryeva.com bisa bertahan hingga sekarang dan sudah berdomain (dot)com. Dulu awal pembuatan blog ini tidak berdasarkan apapun. Hanya penasaran saja.

Di bangku SMA aku pertama kali memiliki laptop. Mau ga mau ya tetap harus punya laptop karena tuntutan sekolah. Dari situ semakin suka tentang laptop dan hobiku menjadi berselancar di dunia maya yang pada saat itu belum serame sekarang. Sampai akhirnya aku menemukan alamat www.blogger.com.

Karena rasa penasaranku, aku mencoba membuat akun dan menulis beberapa artikel tentang review produk. Saat itu blog ini masih beralamat www.evaplestari.blogspot.com. Sengaja menggunakan nama supaya lebih mudah aku mengingatnya. Tanpa terpikir untuk buat nama yang bagus dan unik.

evaplestari.blogspot.com ini bertahan cukup lama. Bahkan hingga berhasil dimonetize saja masih menggunakan domain gratisan itu. Semakin lama bermain blog, semakin banyak juga yang aku tahu. Sampai akhirnya terpikirkan untuk mencoba memakai domain berbayar, toh blog ku sudah dimonetisasi, tinggal mengoptimasi untuk memaksimalkan hasilnya, pikirku.

Setelah berpikir cukup lama, kuputuskan untuk membeli domain (dot)com. Inilah saatnya mengganti alamat dan nama blog. Aku menyamakan antara nama dan alamat blog supaya lebih mudah diingat sekaligus menjadi media branding. Kupilihlah nama blog Diary Eva dan alamat diaryeva.com.

Kenapa memilih domain (dot)com? 

Siapa sih yang tidak tahu domain ini. Tentu saja aku memilihnya karena (dot)com lebih dikenal masyarakat dan menunjukkan profesionalitas. Alamat yang menggunakan domain (dot)com lebih dipercaya dan mendukung untuk media branding. 

Lalu, kenapa "Diary Eva"?

Aku sempat bingung mengisi blogku ini. Tidak cukup banyak ilmu dan pengalaman penting yang aku punya yang pantas untuk diceritakan diblog. Awalnya blog ini berisi review produk skincare, makeup, dan bodycare yang pernah aku pakai. Tapi terkadang bingung juga mau menulis apa ketika produk-produk itu semua sudah kutuliskan reviewnya.

Pilihan selanjutnya yaitu menuliskan pengalaman pribadi. Tapi aku merasa pengalaman pribadiku tidak cukup menarik dan bermanfaat untuk orang lain. Masih sering aku merasa kebingungan untuk mengisi blog, bahkan hingga sekarang hihi. Aku bukanlah orang yang berilmu luas, dan tidak cukup Pe-De untuk membagikan ilmu tanpa praktek sendiri sebelumnya. Ya kalau bisa tidak hanya membagikan teori, gitu lah intinya.

Kalau membicarakan kebingungan tidak ada habisnya. Yasudah kupilih saja nama Diary Eva. Diary Eva ini aku jadikan layaknya sebagai buku diary atau buku harian online yang membagikan review produk dan juga pengalaman pribadi. Tentunya bukan pengalaman pribadi versi alay atau curhatan-curhatan tidak penting. 

Mengapa menyebutkan nama Eva?

Bukan apa-apa sih. Aku hanya ingin dikenal oleh pembacaku. Supaya mereka tidak bertanya-tanya siapa sih penulisnya. Biar ngga dikira ghaib hehe. 

Salam kenal ya buat yang pertama kali baca tulisanku dan baru berselancar di diaryeva.com ini. Semoga betah dan bersedia kembali kesini lagi.

Demikianlah sekilas arti dibalik nama blog Diary Eva dan alamat blog www.diaryeva.com. Tidak mengandung arti penting sih, tapi cukup lah ya untuk mendefinisikan blog ini berisi apa saja.

Continue reading Tentang Nama Diary Eva dan diaryeva.com