Senin, 28 November 2022

,

Tips MPASI Hari Pertama untuk Anak Pertama

 

Tips MPASI Pertama

Memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) pada bayi merupakan salah satu yang aku tunggu-tunggu saat menjadi ibu baru.  Tidak peduli perkataan banyak orang. Katanya masa MPASI adalah masa terberat jika dibandingkan dengan masa saat awal meng-ASI-hi. Justru rasa penasaranku semakin besar. Seberapa sulit sih mengajarkan calon manusia dewasa untuk mengenal dunia barunya, kebiasaan baru, yaitu makan.

Entah aku yang terlalu percaya diri atau bagaimana. Aku sangat yakin kalau aku pasti bisa mendidik anakku dalam hal apapun, termasuk salah satunya mendidik cara makan yang baik dan benar. Walaupun ini hal baru bagiku karena ini adalah anak pertama, tetapi keyakinanku tak pernah goyah.

Saat ini ilmu sudah sangat berkembang dan bisa diakses dengan sangat mudah. Semua orang bisa mempelajari ilmu baru hanya dari media sosial tanpa harus menempuh pendidikan tinggi yang tentu biayanya tidak murah. Hanya dengan bermodal kuota internet, kita sudah bisa dengan leluasa mencari ilmu yang dibutuhkan, baik yang berbayar atau gratis. Atas dasar itulah yang menjadi salah satu alasan aku yakin bisa memberikan MPASI terbaik untuk bayiku.

4 TIPS MPASI

Tips mpasi pertama

Ada 4 tips MPASI pertama yang penting versi aku yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan masa MPASI si kecil. Ini juga yang dulu aku lakukan sebelum bayiku berusia 6 bulan dan siap MPASI

1. Mem-follow akun parenting, seputar MPASI, resep MPASI, mamagram, dan dokter spesialis anak.

Seperti yang sudah aku katakan di atas tadi, bahwa saat ini kita dapat dengan mudah mengakses akun media sosial yang berisi ilmu. Untuk mempersiapkan MPASI, ibu tentu perlu belajar dulu teori dan ilmu yang mendasarinya agar saat MPASI tiba sudah siap dengan segala yang terjadi, baik atau buruknya.

Akun parenting perlu diikuti supaya ibu tahu ilmu parenting yang benar dan sedang berkembang untuk kemudian diterapkan dalam mendidik si kecil. Ilmu parenting itu rupanya sangat diperlukan supaya dalam mendidik si kecil tidak salah langkah yang berakibat menyesal di kemudian hari. Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang aku melihat orang tua yang kurang tepat dalam mendidik anaknya. Dari situ aku bisa belajar lebih banyak lagi agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan. Karena mendidik anak itu pondasinya ada pada usia balita (dibawah 5 tahun). Jika salah dalam 5 tahun itu, maka bisa berakibat pada usia-usia setelahnya dan jika ada kesalahan akan lebih sulit untuk diperbaiki. Cara mendidik anak berpengaruh dalam memberikan MPASI. Itulah kenapa aku memberikan tips ini di awal.

Akun seputar MPASI, baik itu tips hingga resep menu adalah yang paling tidak boleh dilewatkan. MPASI berlangsung selama 2 tahun. Selama itu pula ibu belajar bersama anak. Tidak hanya anak yang belajar makan. Ibu juga menyertai belajar, bukan belajar makan. Ibu belajar lebih banyak dari anak, belajar mengenal karakter anak, apa yang anak mau, belajar bersabar atas reaksi anak termasuk penolakan anak terhadap makanan yang sudah repot-repot disiapkan ibunya.

Akun dokter spesialis anak khusus nutrisi biasanya juga mengedukasi seputar MPASI, mulai dari takaran bahan MPASI, resep dan menu MPASI, bahkan ada yang berbagi cara mengatasi anak GTM, anak tantrum saat makan, tidak mau duduk, dan segala permasalahan pada anak yang sedang MPASI. Karena ternyata masa MPASI itu banyak banget kendalanya jika ibu kurang tepat dan kurang tegas dalam menerapkan aturan-aturannya.

2. Menyiapkan peralatan khusus MPASI

Sebenarnya mempersiapkan peralatan khusus MPASI bisa dilakukan, namun juga tidak wajib. Karena mungkin ada beberapa ibu yang kurang dalam ekonominya sehingga terlalu berat jika harus membeli peralatan khusus MPASI. Kalau mengikuti mamagram di Instagram terkadang membuat insecure sendiri, merasa tidak bisa membeli peralatan khusus MPASI yang lucu-lucu. Membuat ibu menjadi merasa bersalah, merasa tidak bisa memberikan yang terbaik untuk si kecil. Padahal tidak seperti itu.

Sebenarnya tidak apa-apa banget loh kalau mau menggunakan peralatan yang sudah ada di rumah saja. Asalkan benar-benar dijaga kebersihannya, dan jangan sampai terkena cabe hihi. Semua ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Dan seribu macam cara yang bisa dilakukan, tidak hanya terpatok pada satu cara saja.

Dulu, saat memulai MPASI aku tidak membeli banyak peralatan. Hanya beberapa alat dapur saja yang dibeli, seperti sauce pan, spatula, saringan, dan blender kecil. Itu pun yang harganya cukup terjangkau dan mampu dikantongku. Aku merasa awam banget dan belum tahu apa saja yang dibutuhkan untuk MPASI itu. Beberapa peralatan lainnya dibeli menyusul selama MPASI berjalan dan memang merasa butuh.

Beberapa alat MPASI yang bisa dipersiapkan saat akan memasuki masa MPASI pertama diantaranya: Teflon kecil, panci kecil, alat kukus, saringan, parutan keju, blender, alat penumbuk makanan, mangkok atau piring anak (boleh yang karakter lucu), sendok garpu anak. Bisa ditambah slabber untuk dikenakan anak supaya makanan tidak mengotori baju. Cukup sediakan beberapa alat itu, tidak perlu terlalu banyak supaya tidak mubadzir.  Jika dirasa ada yang kurang bisa menambah lagi.

3. Menyiapkan beberapa persediaan bubur instan

Makanan bayi saat MPASI 6 bulan tentu saja berupa bubur bertekstur kental halus dan jatuh perlahan dari sendok jika dibalik. Kurang tepat jika teksturnya terlalu cair karena nantinya bayi akan lebih cepat kenyang karena kebanyakan air, sedangkan kandungan nutrisinya kurang.

Menyiapkan bubur instan ini maksudnya yaitu bubur instan kemasan bermerk, bukan bubur home made yang dijual di pinggir jalan.

Hari pertama MPASI Azka aku memberikan bubur instan. Beberapa hari kemudian setelah dia lancar makan, baru mulai diberikan bubur buatanku sendiri. Aku belum pernah sama sekali menyuapi anakku dengan bubur pinggir jalan. Biasanya saat anak mulai susah makan masakan ibunya, aku akan mencoba memberikan bubur instan bermerk seperti Sun, Promina, dan lain-lain. Aku merupakan tim ibu yang pro makanan kemasan. Asalkan makanan itu memang khusus untuk bayi dan tidak ada kandungan berbahaya. Karena ada beberapa tenaga medis yang kurang setuju jika bayi diberikan makanan instan. Silahkan ibu bisa memilih yang mana sesuai keyakinan masing-masing ya. Lagi dan lagi saya percaya, semua ibu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya.

4. Menyiapkan mental

Sangat penting dan paling penting adalah menyiapkan mental. Karena masa MPASI ternyata benar menguras tenaga dan emosi, benar-benar menguji kesabaran. Beruntungnya, Azka sejak 6 bulan hingga 9 bulan makannya lumayan lancar dan sedikit drama. Tapi menginjak usia 10 bulan, bahkan diatas satu tahun lebih menguji kesabaran lagi. Ibu harus banyak mengontrol nafas supaya tidak sampai kelepasan membentak anak. Karena membentak anak akan fatal akibatnya. Sulit, ya aku tahu itu sulit. Kalau kelepasan membentak anak, minta maaflah setelahnya walaupun anak terlihat belum mengerti.

Drama MPASI setiap anak beda-beda. Lamanya pun berbeda-beda. Entah pada usia berapa dia akan mengerti dan dan bisa makan dengan baik. Mood anak pun bisa naik turun. Jangan berharap anak akan makan lahap terus. Selalu siapkan mental dan kesabaran untuk menghadapi reaksi tak terduga anak.

Selain persiapan mental untuk menghadapi anak, siapkan mental juga untuk menghadapi ocehan mertua, tetangga, dan yang lainnya. Sudahlah, fokus saja dengan anak. Jika ada yang salah, perbaiki. Jika orang lain mempersulit atau menghalangi proses MPASI, coba bicarakan baik-baik dan berdoa semoga mereka bisa mengerti dan sejalan dengan aturan yang ibu terapkan kepada anak.

Sedikit cerita, aku tinggal di daerah pedesaan. Kesulitan yang aku alami saat anak MPASI, apalagi saat anak sudah aktif bisa main sendiri yaitu menghindari jajan dan cemilan. Aku sebagai ibu tentu melarang ketat orang lain memberikan cemilan atau snack, apalagi memberikan snack sebelum jam makan snack. Lebih aku tentang lagi kalau memberikan ciki-cikian yang full micin. Awalnya aku diejek, anak kok tidak boleh diberikan makanan. Aku menjelaskan kenapa anakku tidak boleh diberikan makanan. Bukan tidak boleh, boleh saja asalkan dia sudah habis makan utama.

Seiring waktu, mereka sering lihat betapa asyiknya dan lahapnya makan anakku saat dia tidak kekenyangan cemilan. Mulai dari situ, mereka mulai sadar bahwa aturan yang aku terapkan itu memang benar-benar untuk kebaikan anak. Sejak saat itu beberapa saudara dan tetangga ada yang sudah hafal jam makan Azka. Jadi ketika Azka main ke rumah tetangga, mereka tidak akan memberikan snack jika belum saatnya jam makan utama.

Jadi yang utama adalah berikan pengertian dan tunjukkan bukti bahwa usahamu itu benar-benar untuk kebaikan anak dan memang ada hasilnya.

Ibu-ibu yang anaknya akan segera MPASI, persiapkan sebaik mungkin. Dan bagi yang sedang meng-MPASI semangat yaa dengan drama-drama yang akan selalu ada.

Itu saja beberapa tips MPASI yang bisa aku bagikan berdasarkan pengalaman pribadi. Boleh banget yang punya tips lainnya silahkan di tulis di kolom komentar. 

Semangat meng-MPASI ya bunda-bunda hebat. 

Continue reading Tips MPASI Hari Pertama untuk Anak Pertama

Kamis, 17 November 2022

,

Prioritaskan Kesehatan Mata, Miopi Di Mataku Rupanya Sungguh Mengganggu

 

miopi (rabun jauh)

Mata adalah ibarat senter, bahkan jendela dunia untuk kita. Sedikit saja mata terganggu sudah pasti akan menghambat pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Bukan berarti organ tubuh lainnya tidak penting. Semua yang ada di tubuh memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Satu terluka, seluruh tubuh merasakan ketidaknyamanan pula.

Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day) saya ingin menuliskan kenangan kurang mengenakkan tentang MATA yang pernah saya alami. Tidak beruntungnya, masalah mata saya pada saat itu masih belum membaik hingga saat ini, justru mungkin bisa jadi lebih memburuk.

Sekitar 4 tahun yang lalu saya mulai merasa ada masalah pada mata. Sebelum itu tidak pernah sama sekali mengalami keluhan apapun. Beruntungnya, saya bukanlah dari generasi yang sejak bayi kenal smartphone. Saya baru memegang handphone pertama kali yaitu saat SD kelas 5. Itupun bukan jenis smartphone, hanya sebatas handphone yang bisa digunakan untuk mengirim pesan dan telepon saja. Coba, bisa dibayangkan seandainya saya lahir dari generasi yang sejak lahir sudah bisa foto-memfoto, mungkin masalah mata saya akan datang disaat usia masih lebih muda.

Disaat mata bermasalah itu, saya sudah lulus kuliah dan sudah bekerja. Awalnya, terasa berat di area mata, pedih, pandangan buram, dan sangat silau kalau terkena sinar matahari, sakit, sampai berair. Disitu kecurigaan mulai muncul. Wah, sepertinya ini tanda-tanda mata minus nih. Lalu, saya putuskan periksa ke Puskesmas. Berharap nanti dapat rujukan periksa lebih lanjut ke rumah sakit.

Karena di Puskesmas tidak ada poli mata, jadi diarahkan ke poli umum dulu. Disitu tidak diperiksa banyak, hanya dilakukan tes baca huruf dan diberikan resep obat anti nyeri. Ternyata tidak langsung mendapatkan rujukan ke rumah sakit. Saya diminta datang kembali seminggu kemudian kalau keluhan tak kunjung mereda.

Seminggu berlalu, tidak ada perubahan. Saya kembali lagi ke Puskesmas tersebut. Baru kemudian diberikan surat rujukan ke rumah sakit di poli mata. Keesokan harinya tanpa pikir panjang saya langsung menuju RSUD. Berangkat saat masih pagi buta berharap dapat nomor antrian awal. Tapi ya begitulah ternyata masih harus tetap antri lama sampai siang menjelang dhuhur.

Kalau kalian bertanya-tanya, kenapa harus melalui rujukan dari Puskesmas dan bersedia mengantri berjam-jam di rumah sakit. Ya, saya memanfaatkan BPJS (KIS), dimana harus berdasarkan rujukan dari Puskesmas dulu kalau ingin berobat ke rumah sakit, kecuali dalam keadaan darurat. Kondisi saya tentunya tidak darurat, jadi harus melalui Puskemas dulu sebagai Faskes I yang terdaftar di kartu BPJS.

Hasil dari pemeriksaan di rumah sakit yaitu ternyata mata saya mengalami gangguan mata yang disebut miopi atau rabun jauh. Mata kanan minus 2,5 dan mata kiri minus 0,5. Sependek yang saya tahu hanya itu. Kurang mengerti dengan bahasa medis dan dokter pun tidak menjelaskan banyak hal.  Saya sudah tidak kaget dengan diagnosa dokter pada saat itu. Sudah disangka sejak awal. Karena sebelum ada keluhan itu sehari-hari hanya menghabiskan waktu didepan HP dan laptop tanpa menggunakan pelindung mata.

Dikutip dari nationallasikcenter.id, myopia adalah gangguan refraksi yang terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Orang awam seperti saya menyebutnya mata minus.

Hal ini disebabkan oleh mata yang berakomodasi terus menerus dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan kelelahan. Kelelahan ini yang menyebabkan nyeri pada kepala. Keadaan ini biasanya membaik saat mata diistirahatkan atau mengkonsumsi anti nyeri, namun hal ini seringkali menimbulkan kekambuhan. 

Ada beberapa jenis gangguan mata yang umum dialami oleh manusia, diantaranya miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), astigmatisme (silinder), presbiopi (mata tua), glaucoma, KATARAK, dll. Tidak jarang gangguan mata dapat menyebabkan kebutaan jika tidak tertangani dengan cepat dan tepat. 

Melanjutkan cerita saya dari rumah sakit.

Dokter tidak banyak bertanya dan juga tidak memberikan masukan ataupun saran, hanya menuliskan resep kacamata. Setelah itu langsung menuju optik. Di optik tersebut saya ditanya, apakah memilih kacamata yang harganya sudah ditentukan oleh BPJS atau ingin memilih frame kacamata yang lebih mahal. Jika memilih frame yang harganya melebihi ketentuan BPJS, maka saya harus menambah biaya kurangnya. Saya pikir sama saja lah, hanya bentuk bingkai kacamata saja yang membedakan dan kebetulan memang tidak ada budget lebih, jadi saya memilih kacamata dengan harga yang sudah ditentukan oleh BPJS.

Itu adalah pertama dan terakhir kali saya periksa mata. Alangkah baiknya jika diperiksakan ulang untuk melihat apakah miopi di mata saya ini membaik atau justru lebih parah. Kalau berdasarkan yang saya rasakan sepertinya nilai minusnya semakin bertambah, yang artinya justru tidak semakin membaik. Sekarang pun saya masih sering merasakan mata lelah dan nyeri di sekitar mata dan alis, terutama setelah terlalu banyak di depan screen. Apalagi kalau main HP di tempat gelap dan minim cahaya. 

Saat ini penglihatan saya semakin buram. Apalagi untuk melihat tulisan kecil jarak jauh sangat kesulitan. Bahkan berkendara di malam hari saja sangat membahayakan kalau tidak pakai kacamata. Lampu mobil atau motor dari arah berlawanan terlihat buram dan cahaya seperti berpencar tanpa arah. Sebenarnya ingin sekali cek mata lagi. Namun ada satu dan lain hal yang menyebabkan saya belum bisa memeriksakan mata lagi hingga sekarang. Saya hanya berharap semoga ada rezeki lebih sehingga bisa mengobati jendela di tubuh saya ini.

Dari informasi yang saya dapatkan, gangguan mata, salah satunya miopi atau rabun jauh seperti yang saya alami ini ternyata bisa disembuhkan tanpa harus menggunakan kacamata atau lensa. Cara yang digunakan yaitu dengan metode laser yang seringkali lebih dikenal dengan LASIK.

Laser In Situ Keratomileusis atau LASIK adalah prosedur laser untuk mengoreksi gangguan refraksi (mata minus/rabun jauh, silinder, rabun dekat) sehingga terbebas dari alat bantu penglihatan seperti kacamata dan contact lens.

3 METODE LASIK

Ada 3 metode lasik yang memiliki keunggulan masing-masing. Dokter mata akan memeriksa dan menentukan metode lasik mana yang cocok untuk diterapkan kepada orang yang yang memiliki gangguan refraksi mata. Kaena tidak semua orang bisa menggunakan ketiga metode lasik tersebut. Dokter akan menentukan mana metode yang sesuai pada tahap pre-lasik.



Cerita kenangan pahit tentang mata saya cukup sampai disini. Dari kisah ini saya hanya berpesan, jagalah mata. Entah itu mata mu sendiri, mata keluargamu apalagi mata anakmu yang mungkin saat ini masih usia belia dan masih sehat. Kesehatan mata tetaplah harus selalu diprioritaskan. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Penyesalan tidak akan datang di awal. Karena kalau di awal namanya pendaftaran hehehe.


Continue reading Prioritaskan Kesehatan Mata, Miopi Di Mataku Rupanya Sungguh Mengganggu