Tampilkan postingan dengan label Pregnancy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pregnancy. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Maret 2022

,

Keluh Kesah Mengantar Kontrol Kesehatan Bayi Baru Lahir


Cerita segala sesuatu terkait lahiranku sudah upload di postingan kemarin. Kali ini dilanjutkan ceritanya tentang bagaimana keadaan bayiku saat kontrol lagi di rumah sakit. Btw aku kenalin nama panggilan anakku Azka. Jadi disini aku akan menyebutkan namanya saja.

Aku dan Azka diizinkan pulang dari rumah sakit setelah rawat inap 3 hari 2 malam. Untuk kontrol nifas boleh dimanapun yang terdekat dengan rumah. Tapi untuk bayiku wajib kontrol ke rumah sakit lagi setelah 3 hari pulang. Mengingat dia lahir prematur dan berat badannya rendah jadi harus diperiksa dokter lagi tumbuh kembangnya.

Kontrol Pertama

Bayiku kontrol pertama kali yaitu 3 hari setelah pulang. Hari Selasa pulang, hari Jum’at lah kita kontrol.

Selama 3 hari dirawat sendiri di rumah itu dia jarang sekali membuka matanya. Aku dan ibuku selalu siaga memberikan minum setiap 2 jam sekali. Saat itu masih minum susu formula dan sesekali ASI. ASI ku belum keluar banyak, terpaksa dibantu dengan susu formula. Apakah mungkin tidak adanya IMD (Inisiasi Menyusu Dini) menjadi salah satu penyebab ASI tidak lancar ya?

Dia sudah terlanjur nyaman minum dari dot karena di rumah sakit selama rawat inap 3 hari itu sudah terbiasa minum dari dot. Minum dari dot tidak butuh energi banyak untuk nyedot nya. Nah itulah dia tidak mau mengenyot payudara. Alhasil ASI pun keluarnya sangat sedikit. Tiap disodorin payudara dia nangis kejer karena ASInya nggak keluar. Dan aku nggak tega melihat bayi sekecil itu nangis kejer, akhirnya kembali lagi ke dot.

Tidak mudah untuk memberikan minum ke bayi lahir prematur. Bayiku minumnya sangat sedikit, bahkan 30 ml saja habisnya bisa sampai 1 jam. Waktunya lebih banyak buat tidur.

Hari itu tepat hari Jum’at, aku, suami, dan ibuku kembali ke rumah sakit untuk kontrol Azka. Sungguh sangat tidak tega sebenarnya bawa bayi yang masih merah kemana-mana, tapi mau bagaimana lagi, kita harus lakukan demi kesehatannya.

Karena biasanya rumah sakit sangat ramai dan harus segera dapat nomor antrian sepagi mungkin, pagi itu jam 05.00 WIB suamiku sudah berangkat ke rumah sakit supaya dapat nomor antrian awal. Setelah dapat nomor antrian, suamiku pulang lagi menjemput kami. Sekitar jam 06.30 WIB kami berangkat ke rumah sakit bawa si kecilku.

Walaupun dapat nomor antrian awal, harus tetap nunggu agak lama juga. Sebelum dokter datang, sekitar jam 08.00 WIB pasien mulai dipanggil untuk skreening awal, ditimbang berat badan dan diukur panjang badannya.

Setelah itu kita nunggu dokternya datang. Sekitar jam 09.00 WIB mulai dipanggil satu per satu. Sampai tibalah giliran Azka. Dokter memeriksa hanya sebentar dan ternyata divonis kena kuning. Penyakit kuning normal terjadi pada bayi baru lahir sekitar 1-3 hari apalagi prematur. Kuning pada bayi ini sebenarnya bisa dilihat dengan mata telanjang. Badan dan putih matanya terlihat menguning

Menurut alodokter.com, bayi kuning merupakan dampak dari tingginya kadar bilirubin dalam darah, yaitu zat berwarna kuning yang diproduksi tubuh saat sel darah merah pecah. Saat itu dokter langsung merujuk ke laboratorium dilakukan tes darah untuk mengetahui kadar bilirubin. Karena Azka berat badannya masih rendah, badannya seperti hanya ada tulang dan kulit saja, sangat sulit ngambil sampel darahnya. Bahkan petugas laboratorium sampai tidak tega menyuntik kakinya yang masih sangat kecil dan kurus itu. Diusahakan terus sampai mendapat sampel darah secukupnya.

Selanjutnya yang tidak kalah membosankan yaitu menunggu hasil lab. Tidak masalah menunggu lama kalau untuk orang dewasa saja. Yang bikin ketar-ketir disini adalah ada bayi sangat kecil ikut nunggu lama. Sungguh tidak tega lihat kondisinya. Didalam ruangan terkena dinginnya AC, di luar ruangan panas. Serba bingung kan. Sedangkan matanya masih tetap terpejam dalam gendongan neneknya.

Hampir jam 11.00 WIB hasil lab baru keluar. Bilirubin Azka memang agak tinggi. Jadi Azka harus menginap 24 jam lagi di rumah sakit. Sendirian. Tanpa didampingi orang tua. Aku harus terpisah lagi 24 jam dengan anakku. Duh hatiku rasanya sudah tidak karuan. Rasa takut, khawatir, semua bercampur jadi satu tidak bisa dijelaskan.

Selanjutnya kami menuju ke pendaftaran rawat inap. Disini lagi dan lagi nunggu lama. Salahnya sumiku tidak bilang kalau pasiennya bayi dan minta didahulukan. Setelah sekitar 15-20 menit belum juga dipanggil barulah suamiku bilang ke bagian pendaftaran tadi minta segera didahulukan. Alhamdulillah adminnya mengerti dan akhirnya kami segera masuk mengantarkan Azka ke tempat perawatannya.

Kepala ruangan bayi menjelaskan kalau hasil tes darah Azka bilirubinnya tinggi. Bilirubin yang semakin tinggi bisa membahayakan bayi. Jadi treatment yang diberikan yaitu fototerapi. Bayi disinar dengan cahaya khusus didalam sebuah box dalam keadaan telanjang. Fungsinya untuk menghancurkan dengan cepat bilirubin tadi agar bisa dikeluarkan melalui urin atau feses sampai bilirubin kembali normal. Bilirubin Azka memang diatas rata-rata tapi tidak tinggi terlalu banyak. Perawatan cukup dilakukan 24 jam saja.

Aku, suami, dan ibuku harus meninggalkan Azka sementara waktu dengan hati yang tidak tenang. Tidak sabar menunggu hari esok segera tiba dan membawa Azka pulang kembali.

Karena orang tua, termasuk ibu bayi tidak diizinkan masuk ke dalam ruang perawatan, aku harus sesering mungkin mengirimkan ASI. Di rumah aku rajin memompa ASI walaupun yang keluar setetes-tetes dan hanya dapat 30ml dari dua payudara. Aku harus semangat demi anakku. Walaupun hanya 30 ml juga diantar ke rumah sakit oleh suamiku. Suamiku mengantar ASI hari Jum’at sore dan Sabtu pagi.

Hari Sabtu kemudian..

Karena katanya Azka hanya dirawat selama 24 jam, dan dia masuk ruangan sekitar jam 11.00 – 12.00 WIB, dijam itu aku sangat menunggu telepon dari rumah sakit. HP selalu berada di dekatku.

Yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Sekitar jam 15.00 WIB HP suami berbunyi. Senangnya aku, ternyata itu panggilan dari rumah sakit menginformasikan kalau Azka sudah siap dijemput. Cepat-cepat mandi dan langsung berangkat. Selalu dong kami bertiga formasinya, aku, suami, dan ibuku hehe. Aku dan suami yang masuk ke ruangan, sedangkan ibuku menunggu diparkiran karena yang punya akses masuk hanya orang tua bayi.

Wah bahagia sekali akhirnya anakku kembali ke pelukan ku tentunya dalam keadaan terlihat lebih fresh dan lebih sehat. Semoga sehat seterusnya ya sayang. Aamiin

Kontrol pertama yang mendebarkan sudah berlalu. Masih diminta kontrol lagi untuk kedua kalinya, kalau tidak salah ingat setelah satu Minggu kemudian.

Setelah kontrol itu Azka sudah semakin membaik. Minum susu sudah lebih baik daripada kemarin. Aku sudah berani bawa keluar rumah walaupun hanya di teras setiap pagi untuk berjemur.

Satu Minggu kemudian...

Hari yang mendebarkan akan datang lagi. Saatnya kontrol yang kedua.

Prosesnya sama seperti yang lalu. Jam 05.00 WIB suami berangkat ke ruang sakit bawa berkas rujukan dan ambil nomor antrian. Jam 06.30 WIB Azka kami antar ke rumah sakit. Sekitar jam 08.00 WIB dilakukan skreening awal, penimbangan berat badan. Alhamdulilah berat badan Azka sudah ada peningkatan. Nunggu dokter datang sampai sekitar jam 09.00-10.00 WIB. Azka dipanggil, diperiksa dan alhamdulilah kondisi Azka sudah jauh lebih baik.

Kontrol kedua ini adalah kontrol terakhir. Dokter tidak merujuk untuk melakukan kontrol lagi. Katanya semua sudah baik. Bahagianya kami semua. Setelah selesai pemeriksaan, kami langsung pulang dengan hati yang lebih tenang. Alhamdulillah semoga sehat terus.

Azka kami rawat di rumah dengan sebaik mungkin. Sampai sekarang usianya hampir 1 tahun berat badannya baik, tinggi badannya baik, perkembangannya juga sesuai dengan usianya. Dia sangat lincah, aktif, dan jarang sakit. Masya Allah tabarakallah.

Semoga kita semua diberikan kesehatan terus. Aamiin aamiin ya rabbal 'alamiin.

Mungkin next aku akan cerita lagi terkait perkembangan Azka. Tapi sampai saat ini masih belum terpikir lagi buat cerita apa hehe. Ditunggu saja yaaa.

Terimakasih sudah bersedia membaca ceritaku. Love you all

 

 

 

Continue reading Keluh Kesah Mengantar Kontrol Kesehatan Bayi Baru Lahir

Selasa, 01 Maret 2022

Melahirkan Dimasa Pandemi Covid-19, Suka dan Duka Penuh Drama

 Melahirkan_Dimasa_Pandemi_Covid-19

Setelah berhasil menyelesaikan tulisan tentang kehamilanku mulai dari usaha mencapai garis dua sampai cerita selama hamil, akhirnya sampai juga pada cerita yang selalu aku excited banget buat nyeritainnya. Apalagi kalau bukan cerita melahirkan malaikat kecilku yang sudah lama sekali dinantikan kehadirannya.

Di blogpost terakhir aku menceritakan pengalaman hamilku di trimester ketiga yang berakhir di kehamilan minggu ke 35-36. Sebenarnya masa kehamilan itu sebanyak 40-42 minggu. Tapi aku lahiran sebelum itu, jadi bisa disebut melahirkan bayi prematur. Sampai sekarang masih belum tahu sebabnya aku bisa melahirkan prematur karena belum pernah konsultasi dengan dokter juga.

Baca juga: Cerita Hamil Trimester Pertama

Aku melahirkan tepat pada hari Minggu tanggal 21 Maret 2021. Jadi umur anakku hari ini sampai blogpost ini tayang udah hampir setahun ya, tepatnya 11 bulan lebih.  Masyaallah.

Pada hari aku melahirkan itu jelas sudah memasuki masa pandemi. Dan aku khawatir banget sebelumnya karena pasti prosedurnya bakalan lebih ribet dari biasanya. Tapiii ternyata.....


Hamil_trimester_ketiga

Satu hari sebelum melahirkan..

Sebelum tahu kalau akan melahirkan lebih cepat, aku tidak mengira sama sekali akan melahirkan prematur.

Hari Sabtu sebelum tanggal 21 Maret aku masih sempat memaksa ngajak suami beli mie ayam kesukaanku. Pada hari Sabtu itu mulai siang kuu merasakan perutku keras dan tidak ada gerakan bayi sama sekali. Biasanya kalau perut terasa keras, ada gerakan dan merespon kalau diberi rangsangan dari luar, misalnya dielus gitu. Tapi kali ini enggak. Setelah bangun tidur siang tetep keras, aku bawa mandi dikucurin air juga tetap aja keras nggak ada gerakan sama sekali. Yang terlintas dipikiran bukan kepikir mau lahiran, tapi khawatir kalau-kalau bayiku kenapa-napa. Oke, aku masih positif thinking, mungkin si baby lagi tidur.

Satu lagi ketidaknyamanan yang aku rasain pada hari Sabtu itu yaitu nggak kuat berdiri lama. Sekitar 5-10 menit saja sudah sangat lelah dan capek, bahkan ada rasa nyeri di sekitar perut kebawah. Tapi aku masih belum kepikiran sama sekali kalau itu bisa menjadi tanda akan launching-nya si buah hati. Aku mengira kalau itu keluhan yang normal terjadi pada ibu hamil trimester akhir.

Baca juga: Cerita Hamil Trimester Kedua

Oke lanjut.

Aku pulang dari beli mie ayam setelah maghrib, ya sekitar jam 19.00 WIB. Aku tidak pernah menceritakan keluhan-keluhan itu kepada siapapun, bahkan suami dan ibuku juga tidak tahu. Aku masih bersikap seperti biasanya padahal ada rasa sedikit tidak nyaman di area perut, tapi memang rasa itu aku anggap biasa aja. Kan lahiran masih lama, sekitar satu bulan lagi, pikirku.

Aku tidur seperti biasanya, sekitar jam 21-22 WIB sudah masuk kamar dan bersiap tidur. Lagi-lagi, selalu terbangun setiap 1-2 jam sekali, apalagi acaranya kalau bukan pipis wkwk.

Sekitar jam 3 dini hari aku terbangun lagi, ke kamar mandi, tapi mulai merasakan nyeri dan sakit yang tidak biasa. Aku coba tahan, nggak ngebangunin suami juga. Coba terus tidur tapi nggak bisa. Menahan sakit yang terasa beberapa menit sekali. Aku mulai berpikir, apakah ini yang dinamakan kontraksi. Padahal belum saatnya melahirkan tapi kok kontraksi, pikirku.

Minggu, 21 Maret 2021 pagi..

Pagi hari sekitar jam 6 aku terbangun. Kali ini sakitnya lebih terasa semakin sakit. Rasanya ingin pup juga. Sudah masuk ke WC tapi ternyata tidak BAB. Nah akhirnya aku bilang ke ibu kalau perutku sakit dan mulas. Ibu yang sudah berpengalaman langsung gercep dong ngajak periksa ke bidan. Oke cus ke bidan desa.

Sampai di rumah bidan, langsung di cek dan ternyata taraaaaa sudah bukaan dua. Oh my God. Itu artinya aku akan segera melahirkan di usia kehamilan yang masih 8 bulan menginjak 9 bulan. Karena ada beberapa resiko yang sebelumnya sudah teranalisa, bidan tidak berani mengambil resiko menangani lahiranku. Jadi langsung disarankan ke rumah sakit saja.

Aku pulang dan buru-buru bersiap-siap ke rumah sakit. Belum ada persiapan sama sekali sebelumnya untuk keperluan baby. Bahkan baju baby belum beli satu pun, apalagi keperluan mandi bayi belum punya sama sekali. Cuma ada beberapa biji dikasih sama saudara wkwk.

Bahkan berkas-berkas seperti KTP, Kartu Keluarga, Kartu BPJS yang sebelumnya sudah diingatkan di Puskesmas untuk dipersiapkan, belum aku siapkan sama sekali. Jadi pagi itu bener-bener ribet, mempersiapkan segala sesuatunya mendadak. Ibu yang menyiapkan semua keperluanku dan suami yang segera menyiapkan kendaraannya. Aku ngapain? Ya diam lah sambil menahan sakitnya kontraksi wkwk.

Baca juga: Cerita Hamil Trimester Ketiga

Melahirkan_di_rumah_sakit

Otewe ke rumah sakit..

Yang mendampingi aku tentu saja suami dan ibuku. Kita mampir ke rumah sakit swasta dulu, berharap disitu lebih cepat tertangani. Rumah sakit sepi karena masih pagi. Aku langsung menuju pendaftaran, berbaring di ranjang pasien, dan diambil sampel darahnya untuk dilakukan beberapa tes. Nunggu hasilnya berasa lama banget, seiring dengan perutku yang kontraksinya sudah lebih sering.

Setelah semua berkas di cek oleh pihak rumah sakit, ternyata hasil swabku yang lalu sudah tidak berlaku atau habis masa pakainya. Artinya aku harus swab ulang, sementara rumah sakit swasta itu tidak mau melakukan swab untuk pasien yang kondisinya darurat dan butuh penangananan cepat.

Staf rumah sakit swasta itu meminta kita pindah ke RSUD saja. Duh aku kesel banget dong. Udah nunggu lama sambil ngerasain sakitnya kontraksi, berharap segera tertangani karena sepi, eh tiba-tiba disuruh pindah tanpa diantar sama sekali. Oke kita langsung menuju RSUD.

Sampai di RSUD mungkin sekitar pukul 08.00 WIB. Sama, di RSUD sangat sepi karena masih pagi. Jadi pendaftaran juga bisa lebih cepat. Suamiku yang mengurus di pendaftaran, sedangkan aku langsung dibawa ke ruang bersalin. Ibuku yang ikut mendampingi aku. Karena di masa pandemi, sudah pasti harus pakai masker dan dicek suhu di bagian pendaftaran tadi.

Di ruang bersalin aku diminta mengambil sampel urin oleh bidan. Disitulah aku tahu kalau ternyata sudah ada bercak darah yang keluar. Bidan mengambil sampel darah, memasang infus, dan mengecek bukaan jalan lahir. Betapa kagetnya aku pada saat itu bidan bilang kalau ternyata sudah bukaan 8 dan kepala bayi sudah teraba.

Sebelum bidan menyebutkan kalau ternyata sudah bukaan 8, aku masih terus berpikir kalau aku tidak akan bisa melahirkan normal dan harus operasi Caesar. Karena sejak awal periksa kehamilan, bidan Puskesmas sudah memvonis akan melahirkan secara Caesar dan diminta siap mental untuk itu.

Saat aku mendengar sudah bukaan 8  yang terpikir di otakku hanyalah, berapa sih berat badan bayiku kok sampai bisa dilahirkan secara normal.

Lanjut ceritanya di ruang bersalin.

Sambil menunggu bukaan lengkap atau bukaan 10, aku ditinggalkan sendiri di ruang bersalin, sedangkan bidan ke ruang sebelah entah apa yang mereka lakukan. Rasanya bener-bener campur aduk. Kontraksi semakin sering, tapi di ruang bersalin tidak ada yang menemani, rasanya ah mantap wkwk.

Sambil menunggu bukaan lengkap itu, ibuku sibuk belanja perlengkapan untuk melahirkan. Bidan rumah sakit yang terkenal galak sudah pasti membentak-bentak kalau tidak bergerak cepat. Kasihan ibuku huhu *sad.  

Saat ibuku datang, suamiku juga masuk ke ruang bersalin, dan beberapa bidan juga masuk ke ruang bersalin, menutup pintu, dan bersiap untuk membantu kelahiran bayiku. Tidak lama kemudian, dengan mengerahkan seluruh tenagaku untuk mengejan, akhirnya  bayi mungilku lahir dan terdengar tangisannya yang membuatku merinding. Walaupun tangan harus ditusuk-tusuk jarum infus berkali-kali, infus lepas darah ngucur ditangan sampai ditali pakai gurita, semua itu terbayar sudah dan tak terasa sakit sama sekali.

Lega rasanya mendengar tangisannya. Terharu aku tuh sudah menjadi ibu seutuhnya. Meskipun aku sempat mendengar bidan bilang kalau bayiku BBLR (berat badan lahir rendah), aku hanya berharap bayiku sehat dan bisa segera pulang. Tapi rupanya perjalanan tidak semudah itu.

Setelah bayi lahir, lahirlah juga plasenta atau istilah Jawa nya batur bayi. Perjuangan tidak berhenti sampai disitu. Ternyata jalan lahirku perlu dijahit. Kata bidan banyak banget sobekan diluar dan didalam. Oh my God rasanya dijahit tanpa dibius tuh benar-benar super sekali. Daripada melahirkan menurut ku jauh lebih sakit saat dijahit. Waktu menjahit 15 menit, tepat jam 09.00 WIB selesai.

Selesai dijahit, bidan ngasih tahu kalau hasilnya reaktif dari hasil tes Covid-19 tadi. Aku tidak dipertemukan dengan bayiku sama sekali. Yang seharusnya dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) jadi tidak ada. Sedih banget. Aku hanya melihat wajahnya dari samping sekitar 5 detik aja, bidan langsung membawanya ke ruangan bayi. Lihatnya lagi hanya dari foto yang diambil suamiku. Aku segera dipindahkan ke ruang perawatan karena sudah ada pasien masuk lagi yang akan melahirkan juga.

Karena hasilnya reaktif dan kebetulan hari Minggu tidak ada swab, jadi aku harus rawat inap menunggu sampai hari Senin untuk dilakukan swab lagi. Aku dipindahkan ke ruang isolasi yang isinya hanya 2 pasien dalam satu kamar. Beruntung melahirkan lebih dulu daripada keluar hasil tesnya. Kalau sampai hasil tes keluar lebih dulu pasti melahirkannya di ruang isolasi itu, bukan di ruangan bersalin dan bidan memandu lewat jarak jauh jika bukaan belum lengkap dan belum saatnya mengejan. Orang yang sekamar dengan aku cerita seperti itu. Dia harus melahirkan di ruang isolasi dengan penerangan seadanya karena reaktif Covid-19. Kasihan sekali.

Senin, 22 Maret 2021

Tibalah hari Senin, aku sudah tidak sabar menunggu swab lagi. Pagi menjelang siang dilakukanlah swab. Tak sabar juga menunggu hasilnya keluar. Ternyata hasil swab keluarnya setelah maghrib. Alhamdulillah aku dan teman sekamarku hasilnya negatif. Karena sudah malam, jam kerja administrasi juga pasti sudah selesai, kita belum diperbolehkan pulang. Harus menginap satu malam lagi huft. Di rumah sakit sungguh sangat tidak nyaman. Tapi aku dipindahkan lagi ke ruang perawatan setelah melahirkan yang isinya lebih banyak orang dan semakin tidak nyaman tempatnya.

Oh ya aku pakai BPJS dari pemerintah jadi bisa dikatakan kelas bawah ya. Itulah kenapa ruanganku tidak spesial dan kurang nyaman. Terima saja lah yaa hehe.

Lanjut ke ceritanya yaa..

Setelah dinyatakan negatif dan dipindah ke ruang pasca melahirkan, aku berharap akan segera dipertemukan dengan anakku.

Tibalah hari Selasa.

Yang sangat membosankan rutinitas di rumah sakit, pagi-pagi sekali harus segera antri mandi. Habis itu penunggu tidak boleh berada di dalam ruangan. Katanya ruangan akan dibersihkan. Penunggu boleh datang lagi sekitar jam 10.00 – 11.00 WIB.

Aku disitu sendiri menahan kantuk, tidak ada teman ngobrol, tidak ada signal, begitu lengkap kebosananku. Oke, memang ada teman yang awalnya satu kamar, tapi kami tidak saling bicara, hanya ibu kami yang akrab. Jadi disitu kita saling diam. Ibu yang lain sudah diberikan bayinya masing-masing, tapi aku dan satu teman seruangan tadi tidak diberikan bayi. Jadi sampai hari Selasa aku masih belum bertemu dengan anakku.

Sekitar jam 06.30 WIB jatah sarapan datang. Diberikan waktu 1 jam untuk makan sebelum tempat makan diambil lagi. Sekitar jam 08.00 WIB ada kunjungan bidan laktasi. Dicek kondisi payudara dan ASI. Lanjut jam 08.30 WIB ada kunjungan dokter. Dokter mengecek kondisi pasien dan menentukan apakah pasien bisa pulang hari itu.

Jam 09.30 WIB sudah mulai ada panggilan untuk para pendamping. Ibu dan suamiku juga sudah datang. Sambil menunggu dipanggil, kami berkemas bersiap pulang.

Tibalah saatnya sekitar jam 10.00 WIB namaku dipanggil dan yeay akhirnya pulang. Kami lalu menuju ruang bayi menjemput anakku, tapi ternyata si kecil belum bisa pulang pagi itu. Dia kemungkinan baru bisa pulang sore soalnya dokter belum mengecek lagi kondisinya. Kami pulang dengan sedikit kecewa. Mengingat dia lahir prematur dan BBLR, sangat mungkin akan membutuhkan perawatan lebih lama lagi di rumah sakit. Kami hanya berharap semua yang terbaik, si kecil sehat dan boleh pulang hari itu juga.

Sampai rumah ternyata tetap tidak tenang ya. Anakku belum ada dalam dekapanku. Harap-harap cemas menunggu telepon dari rumah sakit.

Tibalah sekitar jam 15.30 WIB suamiku ditelepon rumah sakit dan katanya bayinya sudah boleh pulang. Waah aku seneng banget, sebentar lagi akan bertemu malaikat kecilku. Hanya suami dan ibuku yang menjemput ke rumah sakit. Aku sungguh tidak sabar menunggu kedatangannya.

Sampai di rumah sekitar jam 17.30 WIB pas banget adzan Maghrib berkumandang. Akhirnya aku bisa melihat dan memeluk buah hatiku. Dapat pesan dari rumah sakit katanya tidak boleh terpapar banyak orang dulu, mengingat bayi yang masih sangat kecil rentan tertular penyakit, apalagi sedang dalam masa pandemi. Jadi hari itu langsung masuk kamar dan hanya saudara terdekat yang melihat, itu pun dari jauh.

Banyak yang mencibir katanya bayi kok nggak boleh dilihat orang. Tapi aku tidak peduli. Semua demi kebaikan anakku.

3 hari lagi bayiku harus kontrol ke rumah sakit lagi. Untuk cerita kontrolnya akan aku post lagi di postingan selanjutnya yaa. Luv you all..

Continue reading Melahirkan Dimasa Pandemi Covid-19, Suka dan Duka Penuh Drama

Jumat, 11 Februari 2022

,

Cerita Hamil Trimester Ketiga

 

Selesai sudah aku menceritakan pengalaman hamilku pada trimester pertama dan kedua. Sekarang saatnya melanjutkan ke trimester ketiga yaitu mulai usia kandungan 28 minggu hingga 42 Minggu. 

Usia kandungan 28-31 minggu (7 bulan)

Menurutku usia kandungan ini mulai terasa berat dan badan mulai terasa nggak enak. Yang awalnya santai dan masih biasa, di usia ini sudah terasa beberapa keluhan lain lagi.

Mengingat lagi, di usia kandungan 7 bulan ini aku merasa lebih sesak nafas. Kalau mau nafas sering banget harus ambil nafas dalam-dalam. Walaupun begitu nafas masih nggak puas dan nggak lepas.

Tubuhku juga merasakan cepat lelah. Jujur, saat hamil tua ini aku sudah tidak sanggup melakukan pekerjaan berlama-lama, apalagi sambil berdiri. Hebat banget loh para ibu-ibu diluaran sana yang saat hamil tua masih bisa bekerja, apalagi yang kerjanya harus berjalan dan kepanasan. Tidak bisa dipungkiri, nyatanya memang ada, bahkan banyak ibu-ibu yang harus seperti itu. Mungkin demi mencukupi kebutuhan keluarga, memberi makan anak-anaknya, dan entahlah berbagai alasan lain.

Aku bersyukur banget saat hamil tua sudah bisa istirahat dengan tenang di rumah, bahkan masak aja nggak pernah. Enaknya gitu ya kalau masih tinggal dengan orang tua hehe. Lapar tinggal makan, capek tinggal tidur.

Kalau masalah tidur sebenarnya aku tidak mengalami kesulitan tidur yang parah. Hanya saja yang mengganggu karena harus sering banget bangun setidaknya 2 jam sekali, harus ke kamar mandi buang air kecil.

Keluhan lama yang masih ada yaitu kebas diujung jari tangan. Masih sama rasanya seperti dulu saat kebas mulai dirasakan.

Dibalik kepayahannya, ada satu yang selalu dirindukan, gerakan dedek bayi yang semakin jelas dan semakin sering. Diusia ini terasa banget kalau debay sedang bergerak. Bukan cuma terasa, tapi terlihat. Kadang dia nendang keras banget, kadang gerakan pelan, kadang diperut sisi kiri, kadang di kanan, entah apa yang dia lakukan didalam sana hihi.

Speechless banget loh. Bayangkan, didalam tubuh kita ada makhluk hidup yang mulai tumbuh, berkembang, dan sebentar lagi akan belajar hidup juga di dunia bersama kita. Rasa yang sungguh sangat tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Maha besar Allah dengan segala kuasanya.

Usia kandungan 32-35 minggu (8 bulan)

Semakin tua usia kandungan, semakin terasa juga keluhan yang dirasakan. Rasanya masih sama seperti usia kandungan 7 bulan, bedanya lebih dan lebih lagi rasanya.

Usia kandungan 33 Minggu aku USG lagi. Kata dokter untuk usia kandungan segitu masih kurang berat badan si dede bayi. Jadi aku disarankan perbanyak makan karbohidrat untuk menambah berat bayi sebelum dilahirkan. Janin dinyatakan sehat dan detak jantungnya bagus.

Usia 34 minggu mulai ada keluhan keluar lendir. Awalnya aku biasa aja. Aku pikir itu normal terjadi pada ibu hamil tua. Tapi setelah lendirnya itu beberapa hari tidak berhenti aku mulai khawatir dan cari informasi dari Google. Ada yang menyebutkan kalau lendir yang keluar saat hamil tua itu adalah lendir sumbat, yang menandakan bahwa persalinan tidak akan lama lagi.

Lendirnya tuh bukan lendir seperti keputihan yang bisa dibersihakn kalau lagi buang air kecil. Ini lendirnya lebih kental dan tidak pernah bisa dibersihkan total saat buang air kecil. Kalau aku cocokkan kok hampir mirip ya informasi dari Google dengan yang aku alami. Aku semakin tidak tenang. Tapi tidak ada yang bisa aku lakukan. Tetap berdoa dan pasrah sama Allah apapun yang diberikan Allah semoga menjadi yang terbaik.

Harusnya usia 37 Minggu jadwalku kontrol ke dokter lagi. Kebetulan saat daftar ternyata dokter masih belum buka praktek lagi. Niatnya aku akan sampaikan keluhanku ini ke dokter.

Tapi ternyata lendir tadi benar menjadi tanda akan melahirkan dan cerita hamilku ini selesai hanya di minggu 35-36 saja. Tanpa disangka dan diduga aku melahirkan di usia kehamilan 35-36 Minggu atau masih 8 bulan, baru akan menginjak 9 bulan. Jadi bisa disebut prematur. Walaupun sudah akan masuk 37 Minggu tapi tetap disebut prematur karena belum sampai 37 Minggu.

Selengkapnya cerita melahirkan akan aku bahas di blogpost terpisah yaa.

Sekian akhir dari cerita kehamilanku mulai trimester pertama, kedua, dan ketiga. Tetap tenang menghadapi kehamilan kalian ya. Jangan takut apapun yang dirasakan, ada keluhan atau sesuatu yang mengganjal hati jangan ragu untuk konsultasi kan dengan ahlinya, baik itu bidan atau dokter. Jangan lupa juga tetap memohon kepada Allah untuk diberikan kemudahan hamil hingga melahirkan dan dikaruniai buah hati yang sehat. Aamiin.

 

 

Continue reading Cerita Hamil Trimester Ketiga

Jumat, 04 Februari 2022

,

Cerita Hamil Trimester Kedua

cerita-hamil-trimester-kedua

Hai bund,

Aku akan melanjutkan lagi cerita tentang kehamilanku. Di blogpost sebelumnya sudah pernah aku ceritain bagaimana kehamilan ku di trimester pertama. Dan sekarang lanjut ke trimester kedua yaaa..

Trimester kedua dimulai dari minggu ke 14 hingga minggu 27. 

Usia Kehamilan 14-17 Minggu (4 bulan)

Di 4 bulan ini aku mulai ada keluhan di ujung tangan terasa seperti kebas. Kebetulan pas periksa ke Puskesmas ada di minggu-minggu ini. Aku sampaikan keluhanku dan langsung dicek lab untuk kolesterol dan asam urat. Tapi semua hasilnya bagus. Saat ke dokter kandungan pun aku sempat mengatakan keluhan ini. Entah itu aku diberikan resep obat atau tidak, aku lupa hehe. Mungkin memang bawaan dede bayi kali yaa hihi. Tidak beruntungnya, kebas ini berlanjut terus sampai melahirkan. Dipakai nulis tangannya sudah mati rasa dan pegel-pegel sakit gitu rasanya. Tapi setelah debay lahir langsung sembuh kebasnya. 

Usia Kehamilan 18-22 Minggu (5 bulan)

Pada usia ini adalah masa-masa yang paling nyaman. Mual sudah tidak pernah lagi. Makan juga semua makanan enak. Tapi lebih sering mengalami yang kata orang-orang 'ngidam'. Makanan apa aja yang terlintas di kepala semua pengen dibeli dan dimakan wkwk. Keluhan sudah minim, hanya saja kebas di ujung jari tangan masih tetap ada. Di minggu-minggu ini aku hanya kontrol ke bidan desa dan tidak ke dokter kandungan karena yaa merasa enakan aja. Karena tidak ada keluhan, bidan juga tidak menyarankan cek lab, hanya diberikan vitamin hamil seperti biasanya. 

Usia Kehamilan 23-27 Minggu (6 bulan)

Di usia ini ketidaknyamanan lain mulai muncul lagi. Kalau jalan cepat lelah, kadang juga nafas agak susah karena bayi sudah semakin besar dan menekan ke atas. Ada keluhan baru lagi yaitu tulang bokong nyeri banget kalau dibawa berdiri setelah duduk di lantai atau ditempat keras.  Selain itu, keputihan juga mulai keluar lagi. Aku sempat takut kalau soal keputihan. Saat ke dokter aku sampaikan keluhan itu, tapi dokter tidak menanggapi sebagai keluhan yang membahayakan. Hanya keputihannya saja yang diperiksa. Disitu aku diresepkan obat keputihan namanya Trichodazol.  

Setelah dari dokter, selang beberapa hari periksa ke Puskesmas karena memang jadwalnya kontrol. Ada keluhan baru yang aku sampaikan yaitu kaki bengkak sebelah. Dan sudah berlangsung selama kurang lebih 3 hari. Bengkaknya nggak gede sih, tapi sudah bisa disebut bengkak. Katanya orang-orang kalau kaki sudah bengkak tandanya akan segera melahirkan. Aku was-was juga dong. Baru juga masuk 7 bulan kok melahirkan. Di Puskesmas lagi-lagi dilakukan cek lab Hb, protein dalan urin dan glukosa dalam darah. Tapi semua hasilnya bagus. Okelah aman. Aku sedikit lebih tenang kalau hasilnya bagus. Tidak ada resep khusus dari Puskesmas, hanya vitamin seperti biasanya.

Selesai sudah trimester kedua. Menurutku trimester kedua ini paling nyaman dan terasa seperti tidak sedang hamil. Mual sudah sama sekali tidak ada apalagi muntah. Hanya saja badan terasa lebih berat, cepat capek, nafas lebih sesak, garis strechmark mulai terlihat, dan lebih sering buang air kecil, apalagi saat malam hari. 

Untungnya saat aku hamil itu nggak sedang musim gerah, jadi tetep ngerasa nyaman dan tidur juga tetep enak. Yang bikin nggak nyaman saat tidur malam hari tuh bolak balik ke kamar mandi buang air kecil hampir setiap 2-3 jam sekali. 

Benar-benar nikmat sekali ya merasakan masa hamil tuh dengan segala keluhan dan ketidaknyamanannya. Meskipun terkadang merasa tidak nyaman, tapi tetep bersyukur banget menjadi perempuan yang bisa merasakan susah senangnya hamil. Tidak semua perempuan bisa beruntung merasakan sebuah kehamilan. 

Aku akhiri sampai disini dulu untuk cerita hamil kali ini. Next aku akan bahas cerita hamil ku di trimester ketiga atau terakhir. Dan nantinya akan aku ceritain juga perjuangan melahirkan di era pandemi. 

Yang  saat ini sedang hamil tetep semangat yaa. Jangan terlalu banyak mengeluh demi datangnya sang buah hati tercinta..


Continue reading Cerita Hamil Trimester Kedua

Jumat, 05 November 2021

Cerita Hamil Trimester Pertama

Di blogpost sebelumnya, sudah aku ceritakan bagaimana awal mula tahu positif hamil dan apa yang aku lakukan. Kali ini aku akan melanjutkan cerita hamil dari blogpost Minggu lalu, mulai dari pemeriksaan dokter hingga apa saja yang dirasakan selama hamil mulai dari trimester pertama hingga ketiga. Di blogpost kali ini akan aku ulas dulu kehamilanku di trimester pertama. Sepertinya akan sangat panjang jadi lebih baik dipisah-pisah saja ya.

cerita_hamil_trimester_pertama

Usia kehamilan 5-8 Minggu (2 bulan)

Pertama kali ke dokter kandungan langsung diperiksa USG dan dari hasil USG menunjukkan usia kehamilan 7 minggu atau sekitar 2 bulan. Itu dilihat dari ukuran kantong yang terlihat karena belum terlihat adanya calon janin, masih terlihat kantong kosong yang nantinya akan menjadi tempat janin jika kehamilan berkembang dengan baik. Jujur, aku merasa cemas dan takut. Takut kalau-kalau kehamilanku tidak berkembang. Dokter menyarankan diperiksa lagi bulan depan untuk melihat perkembangan janinnya. Di minggu-minggu awal ini aku mulai merasakan mual dan ketidaknyamanan.

Usia kehamilan 9-13 Minggu (3 bulan)

Tanggal 14 September 2020 aku kembali periksa USG lagi. Belum ada satu bulan sih dari pemeriksaan sebelumnya, dilihat dari hasil USG nya saja masih menunjukkan usia kehamilan 9 minggu. Dari hasil USG sudah terlihat ada calon janin. Aku bahagia sekali, rupanya sudah ada perkembangan janinku. Kata dokter masih harus dipantau terus sampai janin dinyatakan berkembang dan sehat. Aku nurut saja apa kata dokter. Dokter juga mengingatkan untuk tidak berhubungan dengan suami dulu karena usia kehamilan ku masih terbilang rawan apalagi dengan riwayat pernah flek. Karena aku belum pernah periksa ke puskesmas, dokter juga meminta untuk segera ke Puskesmas agar dilakukan tes lab untuk ibu hamil sekaligus mendapatkan buku KIA.

Tanggal 17 di bulan yang sama, atas rekomendasi dokter aku langsung ke Puskesmas. Disitu langsung dilakukan cek lab, diambel sampel darah dan urin untuk melihat Hb, HIV, Hbs Ag, dan Sifilis. Alhamdulillah hasil bagus semua. Kalau di Puskesmas tempatku ini tanpa harus tanya dulu langsung dilakukan tindakan seperti itu tadi. Tapi ada juga Puskesmas yang tidak langsung melakukan tes lab jika tidak diminta oleh pasien. Harus aktif dan berani yaa minta untuk tes lab kalau tidak ditanya. Karena tes lab untuk ibu hamil sangat penting untuk mengetahui sejak dini resiko-resiko kehamilan dan melahirkan.

Seperti pemeriksaan ibu hamil lainnya, aku di cek tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas. Yang bermasalah yaitu pada tinggi badan. Tinggi ku memang dibawah 150 cm dan katanya itu cukup beresiko tinggi untuk hamil, terutama melahirkan. Aku sendiri tidak ada rasa takut kalau untuk yang ini. Yang memberikan aku tubuh seperti ini adalah Allah, kalau aku hamil dan melahirkan juga diserahkan saja sama Allah. Yang penting sudah berusaha terbaik menjaga segala sesuatunya selama kehamilan.

Oh ya untuk keluhannya, dari awal tahu hamil sampai akhir September hanya mual dan kadang muntah. Normal lah yaa hamil muda keluhannya seperti itu. Biasanya ibu hamil mual saat pagi hari, tapi aku justru mual saat sore dan malam hari. Beruntungnya, makanan masih bisa masuk banyak dan ngga merasa eneg sama makanan. Jadi apapun bisa termakan meskipun terkadang harus dimuntahkan lagi. Nikmat sekali ya bund hamil muda tuh hehe.

Bulan Oktober aku nggak USG ke dokter dan hanya periksa ke Puskesmas saja karena tidak ada keluhan yang serius dan kebetulan membutuhkan tes lab. Ada keluhan ujung jari tangan dan kaki kebas. Di Puskesmas dicek kadar kolesterol dan asam urat, tapi ternyata hasil lab bagus semua. Mungkin memang ini bawaan si dede bayi ya hihi. Di Puskesmas ini juga di USG. Tapi menurutku kurang bagus USG di Puskesmas. Sepertinya dokternya dokter umum, jadi seperti kurang menguasai. Pemeriksaan USG kali ini menunjukkan usia kehamilan 14 Minggu, yaitu minggu-minggu terakhir trimester pertama.

Selesai sudah trimester pertama. Aku bisa dibilang sangat sehat dan sedikit keluhan. Hanya mual dan kadang muntah yang cukup mengganggu. Bahkan tidak ada yang tahu kalau aku sedang hamil. Aku juga masih bekerja ngajar les saat hamil muda ini. Mereka tahunya sudah mendekati mau acara 3 bulanan. 

Alhamdulillah rasanya senang sekali sudah terlewat trimester pertama atau 3 bulan pertama yang mendebarkan. Oh ya bagi yang sedang hamil jangan lupa juga untuk selalu minum vitamin yang diberikan oleh bidan atau dokter karena itu sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Di usia 3 bulan ini janin mulai tumbuh dan berkembang pesat mulai dari pembentukan organ tubuh hingga otak.

Semangat para bumil. Apapun yang dirasakan pokoknya harus tetap semangat. Kalau ada keluhan yang dirasa tidak normal jangan lupa untuk selalu memeriksakan ke bidan, dokter, atau Puskesmas. Kita harus menjaga dua nyawa kan ya, jadi ya gitu jangan menyerah apapun hadapi rintangannya hehe. Semangaaatt

 

Continue reading Cerita Hamil Trimester Pertama

Jumat, 29 Oktober 2021

Cerita Awal Tahu Positif Hamil

Cerita_hamil


Sulit kubayangkan sebelumnya kalau suatu saat aku bisa mengandung dan melahirkan seorang makhluk kecil dari rahimku sendiri. Tapi ternyata bayanganku dipatahkan oleh Allah. Allah memberikan rezeki berupa buah hati sebegitu cepat, tepat 2 tahun pernikahan aku melahirkan manusia mungil yang sangat menggemaskan.  Masya allah terimakasih kepada Allah tak terkira. Sebegitu baiknya Allah kepada umatnya yang masih banyak dosa ini.

Di tulisan kali ini aku akan membagikan pengalamanku  saat pertama kali tahu positif hamil.

Baca juga: Vitamin, Obat dan Jamu yang Aku Konsumsi Selama Program Hamil

Aku memang memiliki riwayat haid yang tidak teratur. Itulah salah satu alasan yang membuat aku ragu untuk bisa cepat memiliki keturunan. Tidak mungkin menurut manusia, tapi tidak ada yang tidak mungkin menurut Allah. Haid terakhir pada saat itu yaitu bulan Juni 2020.  Juli sudah tidak haid lagi. Aku berfikir ah palingan ini haid mulai berantakan lagi. Setelah telat haid, bulan Juli itu coba iseng pakai tespek dan hasilnya masih negatif. Oke lah berarti harus lebih semangat lagi nih olahraganya, harus lebih jaga pola makan lagi nih, pikirku.

Sampai bulan Agustus haid belum datang juga. Tanggal 2 Agustus 2020 kami sekeluarga liburan kecil-kecilan ke pantai, acaranya makan-makan, sekaligus merayakan ulang tahun suami. Tanggal 4 Agustus badanku mulai terasa nggak enak. Aku pikir panas dalam biasa lah. Aku sudah coba minum obat panas dalam, karena biasanya setelah terpapar panas badanku seperti terbakar dan panas dalam. Herannya, tidak ada perubahan apapun.

Tanggal 5 Agustus aku coba tes urin pakai tespek lagi. Dan seketika terkejut, gemetar. Tespek menunjukkan garis 2 meskipun masih samar. Aku masih belum percaya. Sampai aku coba beli lagi 2 merk tespek berbeda. Setelah dipakai ketiganya, semakin terkejut karena 2 tespek yang baru beli malah menunjukkan garis yang sangat jelas, dan itu garis 2. Sampai disitu aku masih tetap belum yakin sebelum ada pemeriksaan dokter dan benar-benar dinyatakan hamil. Jangan-jangan tespeknya yang rusak, itu juga sempat aku pikirkan.

Tespek_positif_hamil

Sambil nunggu jadwalnya suami pulang, setiap hari terus aku ulang-ulang pakai tespek. Katanya yang akurat tes kehamilan itu pagi hari setelah bangun tidur. Oke aku tes pagi. Saking nggak yakinnya, tes juga siang hari bahkan malam hari. Dan hasilnya tetap garis dua. Semakin bertambah hari, garisnya semakin jelas. Jujur, yang aku rasakan senang sekaligus takut pada saat itu. Takut karena aku pernah baca ketika seorang perempuan yang haidnya berantakan maka kehamilan pun punya kemungkinan cukup besar untuk gagal entah itu keguguran atau kehamilan kosong. CMIIW ya aku tidak tahu valid atau tidak.

Baca juga: Amalan dan Doa Untuk Program Hamil

Nah setelah suami pulang kita langsung ke dokter kandungan. Tapi sayang sekali kedatangan pertama masih belum diperiksa karena harus pesan nomor antrian dulu melalui WhatsApp minimal 2 Minggu sebelum periksa. Aku coba datang ke dokter kandungan yang kedua karena setahu aku disitu tidak perlu pesan nomor dulu. Dan yaa dapat nomor meskipun harus berangkat sebelum subuh karena dokternya juga buka praktek pagi. Harus bela-belain subuh-subuh berangkat sambil kedinginan dan nahan mual karena masih hamil muda banget kan. Itu pun suami yang ambil nomor antrian dan rebutan dong wkwk. Aku benar-benar tidak sabar ingin melihat apakah aku benar-benar hamil atau tidak.

Alhasil dari pemeriksaan USG dokter kandungan itu belum bisa mengatakan kalau hamil. Disitu juga dites menggunakan tespek dan hasilnya positif. Saat di USG memang sudah ada kantong janin tapi belum nampak adanya calon janin. Okelah aku harus bersabar dan hanya bisa harap-harap cemas menunggu perkembangan kantong janinku, semoga sebulan kemudian sudah terlihat calon janinnya.

Tanggal 26 Agustus aku USG lagi ke dokter kandungan yang pertama yaitu dr. Meirosa Sibuea, Sp.OG karena aku sudah daftar dan dapat tanggal 26 Agustus itu. Selama kehamilan aku konsisten periksa ke dokter Meirosa ini. Sudah merasa cocok aja gitu. Dari hasil USG kata dokter masih terlihat kantong saja belum ada calon janin yang terlihat. Usia kandungan masih sekitar 7 minggu. Kalau haidnya ngga teratur, hasil USG di trimester pertama cukup akurat untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan kelahiran. Aku diminta datang lagi sebulan kemudian untuk melihat perkembangannya. Aku mengeluhkan sempat ada flek, jadi selain diberikan vitamin kehamilan juga diberikan resep penguat kandungan.

Setelah USG pertama itu aku rutin hampir setiap bulan selalu periksa USG. Bahagia aja rasanya ketika melihat calon anakku yang masih ada dalam kandungan dan kata dokter sehat, perkembangannya bagus. Apalagi kalau dengar detak jantungnya. Wah rasanya seperti keajaiban.

Baca juga: Berhasil Hamil Dengan Riwayat Haid Tidak Teratur

Sebelumnya aku memang punya niatan mengumpulkan tespek. Tespeknya ditempel dikertas setiap selesai digunakan. Aku ingin melihat seberapa banyak tespek yang aku habiskan sampai bisa hamil. Baru mulai menempel bulan Juli eh bulan Agustus sudah positif. Alhamdulillah ngga nyangka sekali bisa secepat itu.

Cerita awal mula hamil sampai disini dulu. Cerita hamil, keluhan-keluhan, mulai dari trimester pertama hingga ketiga akan aku tulis di tulisan terpisah ya.

Makasih yang sudah bersedia membaca curhatku kali ini. Semoga yang belum mendapatkan garis dua bisa segera diberikan amanah oleh Allah. Semangat dan jangan pernah putus asa. Yakinlah Tuhan selalu menyertai kita.

 

Continue reading Cerita Awal Tahu Positif Hamil

Rabu, 15 September 2021

, ,

Amalan dan Doa untuk Program Hamil

Sebuah usaha tanpa disertai doa tentu saja tidak seimbang. Usaha adalah cara kita sebagai manusia, tapi kekuatan doa tidak bisa diremehkan. Kuasa Allah berperan terpenting, nomor satu, dan tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

Selama program hamil kemarin, aku banyak sekali mengubah kehidupanku. Selalu positive thinking dan mengusahakan selalu happy agar nggak stress karena terlalu fokus dengan target yang ingin dicapai. Toh sekeras apapun usaha kita kalau Allah belum berkehendak ya tidak akan tercapai. Jadi nikmati saja.

Sebelumnya aku sudah pernah sharing tentang usaha-usaha yang aku lakukan selama program hamil. Aku sertakan juga sharing tentang apa-apa yang aku konsumsi selama promil itu di blogpost terpisah. Jadi pembahasannya lebih terfokus dan nggak terlalu panjang. Kalau belum baca yang itu, baca dulu yaa supaya usaha kalian lengkap. Siapa tahu bisa mengikuti caraku dan berhasil mendapatkan garis dua. Yuk semangat para pejuang garis dua ️.

Baca Juga: Berhasil Hamil dengan Riwayat Haid Tidak Teratur

Kalau ada yang bertanya apakah ada amalan dan doa khusus untuk yang sedang melakukan promil, jawabannya mungkin saja tidak ada. Kita hanya bisa ikhtiar dan berdoa. Membaca doa-doa baik serta mengamalkan perbuatan baik yang bisa membantu untuk usaha program hamil.  Doa-doa yang dibaca biasanya juga merupakan doa yang dulunya sering dibaca oleh nabi pada saat ikhtiar untuk mendapat ketururnan.

Nah ini dia amalan dan doa yang aku baca selama kurang lebih 1 tahun sampai akhirnya berhasil hamil.

  • Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua

Meskipun tidak sedang program hamil, berbuat baik kepada kedua orang tua tetep wajib hukumnya. Tapi pada saat sedang promil ini sebaiknya lebihkanlah perbuatan baik kepada orang tua. Sebisa mungkin orang tua dibuat selalu bahagia dan jangan mengecewakan mereka. Kalau perlu, minta maaflah kepada ibu dan bapak meskipun nggak sedang idul Fitri. Kita sebagai anak pasti banyak banget punya kesalahan pada orang tua, entah sengaja atau tidak. Mintalah restu orang tua. Mintalah doa kepada orang tua agar dipermudah Allah dalam mendapatkan keturunan. Masih ingat kan, restu orang tua (terutama ibu) adalah restu Allah.

  • Banyak Bersedekah

Bersedekah juga sangat dianjurkan. Tidak perlu menunggu kaya, sebisa dan semampu kita saja. Sedekah tidak melulu tentang uang, tapi juga bisa berupa senyum, membantu yang sedang membutuhkan, atau juga bisa berupa barang dan makanan. Sedekah bisa menjadi magnet rejeki lho, salah satunya anak. Anak juga merupakan rejeki besar yang tidak bisa dinilai dengan uang kan? Buktinya kita berjuang keras buat mendapatkannya hehe. Tidak perlu berpikir jauh-jauh mau sedekah ke siapa. Ke orang terdekat yang sedang membutuhkan juga bisa kok, misalnya ke saudara atau tetangga.

  • Tidak Bergunjing, Jangan Julid

Nah ini penting banget nih. Walaupun terlihat sepele, tapi aku yakin banget kalau salah satu cara ini juga cukup mempengaruhi. Sebisa mungkin menjaga ucapan. Tidak perlu kepo dengan urusan orang lain. Tidak perlu ikut campur urusan orang lain yang bukan menjadi urusan kita. Apalagi sampai menghina, mengolok-olok, menggunjingkan, bener-bener kurangin atau bahkan hilangin deh. Daripada ke rumah tetangga hanya buat bergunjing, lebih baik di rumah perbanyak doa dan amalan-amalan baik.

  • Selalu Happy

Tidak stress dan selalu bahagia adalah salah satu kunci keberhasilan promil. Dulu pada saat aku masih bekerja, pikiran lebih sering nggak santai dan cenderung merasakan ada tekanan. Setelah nggak bekerja, aku fokus ke program hamil dan selalu berusaha buat happy terus. Lakukan aja apa yang disuka asalkan itu masih perbuatan baik. Jangan lupa sesekali jalan-jalan ke luar rumah atau travelling sekedar untuk menjaga kewarasan tetap stabil hehe.

  • Jaga Hubungan Baik dengan Semua Orang

Sejalan dengan yang diatas tadi, jangan julid dan hilangkan bergunjing, sebisa mungkin jagalah hubungan baik dengan siapapun. Maafkanlah orang yang pernah menyakiti. Ikhlaskan semua perlakuan tidak baik yang dilakukan orang lain kepada kita. Memang sulit, tapi yakinlah pasti bisa. Dari sini kita menjadi belajar banyak hal yaitu sabar, mengendalikan diri, mengontrol emosi, dan ikhlas.

  • Jangan Tinggalkan Sholat

Karena saya muslim, ibadah wajib yang tidak boleh ditinggalkan yaitu sholat 5 waktu. Bagi yang non muslim juga jangan lewatkan ibadah wajib kalian. Lebih baik lagi kalau bisa melaksanakan sholat di awal waktu. Kalau memang tidak bisa mengerjakan di awal waktu, yang terpenting jangan sampai lewatkan sholat wajib. Tapi sebisa mungkin usahakan di awal waktu. Kalau kita mengutamakan Allah, suatu saat Allah juga pasti akan mengutamakan doa-doa kita.

Selain sholat wajib, akan lebih baik kalau rutin sholat malam seperti sholat tahajud dan sholat hajat. Mengeluhlah kepada Allah apa yang dirasakan. Insyaallah Allah akan memberikan jalan.

  • Baca Surat Maryam Ayat 1-11

Aku tahu Surat Maryam ayat 1 sampai 11 yang katanya bisa menjadi salah satu ikhtiar untuk program hamil ini dari akun Instagram dr. Suryo Bawono, Sp.Og. Disitu banyak sekali ibu-ibu yang membagikan pengalamannya membaca Surat Maryam ayat 1 sampai 11 dan berhasil hamil. Aku menjadi tergerak untuk merutinkan membaca Surat Maryam ini.

Kalau sedang tidak ada kesibukan, sesekali aku baca Surat Maryam lengkap sampai selesai. Tetapi kalau sedang ada keperluan, minimal membaca ayat 1 sampai 11 saja. Aku tidak akan membahas tentang Surat Maryam karena aku merasa ini bukan ranahku. Silahkan search sendiri di Google tentang Surat Maryam ini ya.

Yang jelas, selama menjalani program hamil aku jarang melewatkan membaca Surat Maryam ayat 1 sampai 11. Biasanya aku baca sekali sehari yaitu setelah sholat Maghrib. Kalau bisa membaca setiap selesai sholat wajib 5 waktu akan lebih baik lagi. Dan satu lagi. Jangan pernah ragu membaca dan mengamalkan surat-surat Allah dalam Al-Qur’an. Niatkan ibadah karena Allah. Berserah saja. Kita hanya berusaha. Hasilnya tetap serahkan kepada Allah SWT.

Baca juga: Vitamin, Obat dan Jamu yang Aku Konsumsi Selama Program Hamil

  • Perbanyak Sholawat

Setelah sering melihat testimoni kedahsyatan sholawat di YouTube, aku menjadi lebih ingat dengan sholawat. Kalau punya hajat, sholawatin aja dulu. Insyaallah hasilnya mengikuti dan tidak akan mengecewakan. Pada saat program hamil itu aku membaca sholawat setelah sholat Maghrib. Kenapa sih selalu setelah sholat Maghrib? Ya karena aku longgarnya dan hati tenang jam segitu. Kalau kalian mau di waktu lain juga tidak masalah. Dibaca sambil masak boleh, sambil santai bisa, sambil jaga anak juga sah-sah saja. Tidak harus dilakukan setelah sholat.

Sebaiknya membaca sholawat itu dilakukan sebanyak mungkin supaya hajat kita juga lebih cepat tercapai. Kalau sanggup akan lebih bagus dibaca sebanyak 10.000 per hari dan dilakukan rutin setiap hari. Tapi jujur saja aku belum sanggup untuk membaca sebanyak itu. Kalau memang belum sanggup banyak ya jangan dipaksakan. Merutinkan membaca sholawat saja sudah sulit, apalagi kalau terpatok angka harus sekian ribu. Wah pasti bakalan putus asa di tengah jalan.

Aku sendiri tidak membuat target khusus. Baca saja terus secapeknya. Biasanya sanggup 1000, kadang 2000, bahkan kadang juga hanya 500 kali. Kalau sedang terburu-buru juga kadang hanya 100x saja.

Sholawat ada banyak sekali bacaannya. Aku baca beberapa macam sholawat berikut:

1 1. Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad : selalu dibaca meskipun sedikit

S 2. Shollallahu 'ala Muhammad: selalu dibaca meskipun sedikit

3 3. Shalawat sajaratun nuqud (Allahumma shalli ala muhammad wa ala aali sayyidina muhammad) : dibaca meskipun sedikit

  4. Shalawat munjiyat: dibaca 1x bersama doa setelah sholat

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً

 تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ.وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَات

6 5. Shalawat sulthon 3x = 300rb x pahala shalawat biasa. Aku baca sesekali 1x (Silahkan cari sendiri bacaannya di Google)

7 6. Shalawat Fatih 1x = 10.000x sholawat biasa. Aku juga baca sesekali 1x aja. (Silahkan cari sendiri bacaannya di Google)

Sholawat yang pasti aku baca yaitu nomor 1 dan 2 saja. Yang lain dibaca pada saat tidak sedang terburu-buru. Selain pendek, bacaan nomor 1 dan 2 sudah pasti hafal dan tidak perlu membuka HP untuk membacanya. Untuk membantu menghitung aku pakai alat hitung tasbih digital yang dipakai dijari. Detail produknya bisa dilihat disini.

  • Baca Doa-Doa Lain

Doa lain yang aku maksudkan disini adalah doa yang dibaca bersama-sama dengan doa setelah sholat. Aku menambahkan membaca doa-doa lain yang dikhususkan untuk memohon kepada Allah agar diberikan keturunan yang Sholeh dan Sholehah. Berikut ini doa-doa yang aku selipkan diantara doa setelah sholat 

1. QS Al Furqon: 74

·        رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ .وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)

2. QS. Al Ahqof: 15

·        رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي

Artinya: Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku) (QS. Al Ahqof:15)

3. QS. Ash Shaffaat: 100

·        رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِين

Artinya: Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100)

4. QS. Ali Imron: 38

·        رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Artinya: Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. (QS. Ali Imron: 38)

5. Doa Nabi Ibrahim untuk mendapatkan keturunan

·        اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي

Artinya: Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri).”

Kalau kalian mencari doa-doa lain yang keutamaannya untuk promil juga sah-sah saja karena memang masih banyak sekali doa yang dibaca beberapa nabi untuk meminta keturunan kepada Allah SWT.

Demikianlah amalan dan doa yang aku baca dan amalkan selama menjalani program hamil. Aku tidak terburu-buru mengejar anak pada saat itu. Yang aku pikirkan aku harus ikhlas dan pasrah apapun yang Allah beri. Fokus berusaha dan berdoa yang aku tekankan pada diriku. Aku hanya meyakini bahwa tidak ada usaha yang sia-sia. Dan yaa alhamdulilah aku berhasil hamil dengan sedikit keluhan, sehat, tetap bisa makan dengan baik hingga lahiran pun masyaallah sangat mudah, cepat dan sedikit rasa sakit. Aku akan membahas tentang kehamilan dan kelahiranku juga di postingan berikutnya.

Tetap semangat ya para pejuang garis dua. Jangan menyerah, jangan mudah berputus asa. Perempuan diciptakan memiliki rahim untuk meletakkan benih manusia baru. Selagi punya rahim, pasti bisa hamil, insya allah. Tinggal menunggu waktu yang tepat saja. Percayalah Allah akan memberikan sesuai dengan yang kita butuhkan di waktu yang tepat.

Semoga tulisan kali ini bermanfaat. Semangaaatt 🤗

Continue reading Amalan dan Doa untuk Program Hamil

Minggu, 08 Agustus 2021

Vitamin, Obat, dan Jamu Yang Aku Konsumsi Selama Program Hamil

Di blogpost sebelumnya sudah aku bahas mengenai usaha yang aku lakukan selama program hamil. Tentu saja kurang lengkap kalau hanya membagikan usahanya saja tanpa diimbangi atau dilengkapi dengan makanan dan obat atau jamu serta suplemen apa saja yang aku konsumsi. 

Disclaimer dulu ya. Kalau ada obat yang aku kasih tahu jangan langsung ikut mencoba mengonsumsinya. Lebih baik konsultasi dulu dengan dokter supaya aman dan nggak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setiap individu itu berbeda, maka penanganannya bisa saja juga berbeda. 

Sebenarnya aku dulu tuh nggak ingin menyebut apa yang aku lakukan sebagai program hamil. Yang terpenting hanya ingin merubah pola hidup menjadi lebih sehat dan menurunkan berat badan. Masalah hamil aku anggap sebagai bonus. Bukan tidak bersyukur apalagi tidak berniat hamil ya, bukan begitu konsepnya. Aku hanya tidak ingin kecewa kalau terlalu mengharapkan dan terlalu terburu-buru pengen memiliki anak. Ke dokter sudah dilakukan dan belum memperoleh hasil yang memuaskan. Ke dokter terus juga biayanya nggak murah kan bund hehe. Lalu, apa saja sih bund suplemen, obat dan jamu yang  dikonsumsi selama program hamil itu?

  • Clean eating

Clean eating ini pernah aku singgung sedikit di blogpost sebelumnya. Aku berusaha mengubah pola makan dan benar-benar menjaga apa yang masuk ke dalam tubuhku. Hampir seperti orang diet, tapi tidak separah mereka. Masih suka cheating dan makan makanan yang kurang sehat, hanya saja porsi dan intensitasnya yang diatur.

Setiap hari aku berusaha selalu ada sayur dalam piringku. Yang awalnya malas masak, semenjak saat itu aku masak setiap hari khusus untuk makananku sendiri. Minyak dan gula sangat dikurangi. Kalau masak tumisan, minyaknya pakai sedikit sekali sekedar bisa untuk menumis bumbu saja. Gula pasir aku ganti dengan madu. Tapi sejenis roti dan snack manis lainnya masih makan dalam batas wajar dan juga jarang. Garam juga terkadang menggunakan garam himalaya. Demikian juga penyedap rasa, biasanya menggunakan kaldu jamur. Sebisa mungkin mengurangi makanan yang deep fry juga. 

Aku juga sering mencoba membeli bahan makanan yang katanya 'super food', salah satunya chia seed. Chia seed ini dimakan bersama dengan buah segar ataupun buah yang diblender. Berbagai sumber menyebutkan bahwa chia seed memiliki banyak manfaat baik untuk tubuh, salah satunya sebagai antioksidan dan baik untuk dikonsumsi yang sedang diet. Sebenarnya kalau ada budget untuk membeli bahan makanan yang tergolong super food akan sangat bagus, tapi karena budget pas-pasan yaasudah kita makan super food yang murah meriah seperti sayuran berdaun hijau tua yang mudah ditemukan di sekitar kita hehe.

Dengan pola makan yang berubah, tubuhku juga merespon baik. Nggak terasa letih, lesu dan juga terasa lebih ringan. Buang air besar pun ikut semakin membaik. 

Bagi pejuang garis dua sudah pasti tidak asing lagi dengan buah zuriat. Yaa buah berwarna coklat dengan tekstur yang sangat keras ini dipercaya bisa membantu menyegerakan memiliki keturunan. Namun katanya belum ada penelitian pasti terkait hal ini. Entah benar atau salah, namanya berusaha, dulu aku pernah mengonsumsi air rebusan buah zuriat. Nggak lama sih, karena aku nggak telaten dan kurang suka dengan rasa dan aromanya. Rasanya tentu saja hambar. Aromanya menurutku nggak enak. Dikasih gula sekalipun rasanya masih aneh wkwk. Ditambah lagi sulit sekali buah ini dipecah menambah kemalasanku. Oke kemudian aku stop.

  • Teh rempah (Ramuan JSR)

JSR (Jurus Sehat Rasulullah) yang dikenalkan oleh Ust. dr. Zaidul Akbar juga pernah dan lumayan lama aku rutinkan minum. Tapi aku tidak selalu membuat sama persis dengan ramuan JSR. Apa yang ada, sejenis rempah-rempah aku coba. Setiap pagi yang pertama aku lakukan yaitu membuat segelas teh dari rempah-rempah ini. Isinya yaitu kunyit, jahe, kapulaga, ketumbar, asam jawa, gula merah/madu, jeruk nipis, dan sereh. Tidak semua ya, terkadang hanya 3 jenis, 4, 2 saja, tergantung stok apa yang  ada di rumah. Yang selalu ada yaitu jahe dan kunyit. Efeknya terasa banget. Tubuh terasa lebih enak dan nyaman. Nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata, yang jelas ada perubahan rasa di dalam tubuh. Meskipun nggak sedang program hamil, ramuan rempah-rempah seperti ini bagus untuk dikonsumsi setiap hari, apalagi di masa pandemi sekarang. Bahannya mudah dicari, murah meriah, dan pastinya aman selama dikonsumsi dalam batas wajar.

Selain terkenal bagus untuk kesehatan kulit, vitamin E 'katanya' juga baik untuk kesuburan. Kalau memasukkan kata kunci di Google tentang program hamil, vitamin E pasti selalu muncul. Entah benar atau salah ya mengenai hal ini, aku juga pernah mengonsumsi suplemen vitamin E merk Ever E. Namanya juga ikhtiar ya kan, perantara bisa datang dari mana saja.

Nah pasangan dari Vitamin E ya si asam folat ini. Aku juga sebenarnya tidak tahu ini rumus dari mana. Karena katanya bagus, oke lah aku beli sepaket suplemen vitamin E bersama dengan asam folat merk Folavit. Nggak lama minum kedua vitamin ini. Sebagus apapun bahan kimia pasti ada efek sampingnya kan dalam jangka waktu panjang atau pendek. Setelah mikir kesitu aku stop. Lebih baik mendapatkan vitamin dari bahan alam saja seperti sayur dan buah yang tentunya lebih aman dan tanpa efek samping.

Susu untuk mempersiapkan kehamilan sudah sangat familiar bagi pasangan yang akan maupun sudah menikah dan ingin segera dikaruniai buah hati. Karena bingung usaha apa lagi yang harus aku lakukan, aku juga pernah mencoba minum susu persiapan kehamilan. Susu yang aku pilih saat itu Prenagen Esensis karena yang terpikir dan sangat nggak asing ya merk Prenagen ini. Tidak ada alasan tertentu sih.

  • Metformin

Bagi para penderita diabetes pasti sudah nggak asing lagi dengan Metformin. Yap, ini termasuk obat untuk mengatur gula darah. Kenapa kok minum obat ini? Karena aku mengira kalau aku mengalami PCOS yaitu menstruasi berantakan karena hormon yang tidak stabil, salah satunya hormon yang mengatur gula darah. Sebenarnya keadaanku belum tahu pasti apakah benar PCOS atau bukan karena juga belum pernah melakukan pemeriksaan laboratorium.

Aku memberanikan diri mencoba meminum obat ini tanpa resep dokter. Jangan ditiru ya bund hehe. Pada saat itu menstruasiku kembali nggak datang. Kebetulan temanku juga ada yang mengalami masalah hampir sama sepertiku dan dia diresepkan metformin. Jadi ceritanya aku hanya ikut-ikutan hihi. Sekali lagi tolong jangan ditiru. Setelah beberapa kali minum, menstruasiku datang juga. Tapi metformin ini lagi-lagi nggak aku lanjutkan karena kepikiran efek kedepannya. Aku tidak mau ketergantungan dengan obat.

Lagi dan lagi, aku mencoba mengonsumsi suplemen yang berasal dari tanaman vitex. Sebenarnya vitex ini masih asing sekali bagiku. Tapi karena dalam sebuah grup ada yang menyebutkan bahwa menstruasinya lancar setelah mengonsumsi vitex, aku memberanikan mencoba vitex ini. Baru minum sekitar 10-20 butir saja ternyata sudah ketahuan hami. Aku tidak tahu apakah aku hamil sejak sebelum minum vitex atau setelahnya. Jadi ini semua hanya sebatas ikhtiar. Wallahua'alam hanya Allah yang tahu usaha apa yang membuahkan hasil.

Nah itulah yang selama program hamil pernah aku konsumsi. Selama minum obat dan jamu-jamu itu diimbangi juga dengan olahraga dan pola makan yang baik. Aku tidak tahu pasti mana yang membuat aku akhirnya bisa berhasil hamil. Wallahua'lam. Semua karena kuasa Allah. Tetap semangat yaa yang sekarang masih berjuang mendapatkan garis dua. Yakinlah pada Allah bahwa semua akan indah pada waktunya.


Continue reading Vitamin, Obat, dan Jamu Yang Aku Konsumsi Selama Program Hamil