Jumat, 08 Mei 2020

Camilan Berbuka Puasa Ala Desa

Buka puasa belum afdol kalau belum nyemil. Siapa yang merasa seperti itu juga? Bagi keluarga saya minum yang manis-manis menjadi menu pembuka wajib untuk berbuka puasa. Bukan menu yang mewah, tapi sudah cukup untuk menciptakan kerukunan keluarga saya. Kalau tidak ada sajian manis rasanya seperti kurang lengkap dan terasa seperti menghilangkan tradisi. Yah begitulah keluarga saya.

Setelah makan dan minum manis biasanya tidak langsung makan berat, tapi menunaikan sholat Maghrib dulu supaya nanti makan beratnya lebih tenang dan nyaman. Barulah setelah makan berat itu dilanjutkan bersantai di ruang tamu sambil ngobrol ringan sembari menunggu waktu sholat isya sekaligus tarawih. Saat itulah saat yang pas untuk menyantap cemilan. Mungkin saat saya cerita nanti ada yang berpikiran aneh dengan makanan keluarga saya di desa, tapi ya begitulah haha. 

Berikut cemilan yang akhir-akhir ini sering disediakan oleh ibu saya:

SUWEG KUKUS
Suweg bernama ilmiah Amorphophallus paeoniifolius ini merupakan jenis umbi-umbian yang berkerabat dekat dengan tanaman bunga bangkai raksasa dan iles-iles. Bentuknya cenderung lebih besar dibandingkan dengan jenis umbi lain. Suweg sebenarnya sumber karbohidrat yang seharusnya dijadikan sebagai alternatif makanan pokok seperti beras. Tapi bagi kami yang tinggal di desa, suweg dijadikan cemilan setelah makan nasi dan dinikmati saat bersantai. Perlu hati-hati dalam mengolah suweg ini karena bisa membuat tangan gatal saat sedang mengupas. Harus hati-hati dan tidak banyak menyentuh getahnya agar tidak menimbulkan gatal. Setelah di kupas, suweg dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih. Setelah itu barulah di kukus. Kenapa tidak direbus? Kalau direbus akan membuat suweg menjadi terlalu basah dan teksturnya terlalu lembek. Rasanya jangan ditanya. Meskipun tidak dibumbui sudah terasa gurih. Makanan seperti ini merupakan makanan favorit para generasi tua di daerah saya lho.

SINGKONG KUKUS
Masih berhubungan dengan umbi, kali ini ada singkong. Kalau singkong sudah pasti banyak yang tahu dan tidak asing lagi. Ya, bagi kami singkong menjadi menu cemilan, buka lagi sebagai makanan sumber karbohidrat pengganti beras. Singkong tidak menimbulkan gatal seperti suweg, jadi lebih aman dan tidak perlu sehati-hari mengulas suweg. Singkong dikupas dan dicuci bersih, kemudian di kukus. Alasan tidak direbus sama seperti suweg tadi. Kalau suweg teksturnya setelah matang lebih empuk. Sedangkan singkong ada beberapa jenis, ada yang menjadi empuk banget tapi ada juga yang masih sedikit keras. Bagi saya, antara singkong dan suweg lebih gurih suweg karena menurut lidah saya suweg itu rasanya unik. Kalian pasti sudah banyak yang tahu dengan rasa singkong karena seringkali dijajakan oleh para penjual gorengan ataupun penjual singkong keju. Hanya saja bagi keluarga kami singkong cukup dikukus dan tidak perlu dibumbui untuk siap disantap. Salah satu alternatif lain supaya lebih enak yaitu singkong dicocol dengan sambal bawang. Makannya saat masih hangat, beuuhh nikmat sekali. 

KACANG PANJANG KUKUS / REBUS
Kacang panjang biasanya digunakan sebagai lalapan, ditumis, atau dimasak lodeh, tapi bagi keluarga saya kacang panjang juga bisa dijadikan cemilan setelah makan yaitu dengan cara direbus. Eits tunggu dulu. Kalau kalian berpikir kacang panjang yang direbus adalah kacang panjang segar dan berwarna hijau, kalian salah besar. Ya memang yang biasanya dimasak adalah kacang panjang segar dan masih berwarna hijau, tapi yang direbus adalah kacang yang sudah tua dan tidak layak lagi untuk ditumis ataupun dimasak lodeh. Tidak layak bukannya tidak layak makan ya, tapi rasanya kurang enak saja kalau dimasak.
 Jadi kacang panjang yang sudah tua akan berwarna lebih kuning dan kulitnya bisa dikupas dengan mudah dan bijinya juga mudah terlepas. Karena keluarga saya menanam kacang panjang sendiri, jadilah kami bisa mendapatkan kacang panjang tua ini dengan mudah. Cara mengolahnya pun sangat mudah yaitu cukup dengan mencuci kacang panjang yang sudah tua atau menguning itu, kemudian mengukusnya atau merebusnya beberapa menit hingga matang. Setelah dingin, kacang panjang rebus / kukus siap untuk dinikmati sebagai cemilan setelah makan utama.

Nah itu dia 3 cemilan unik ala desa kami. Cemilan sehat juga ya ini tanpa goreng-goreng dengan minyak.

Bagaimana dengan kalian, sudah pernah menikmati yang mana nih? Atau penasaran dengan yang mana? Share di kolom komentar yuk hehe

0 komentar:

Posting Komentar

Halo, berkomentarlah dengan sopan ya karena kata-katamu adalah cerminan dirimu. Thank you sudah mampir.